Beranda » 2016 » Maret

Monthly Archives: Maret 2016

MAKALAH PEREKONOMIAN INDONESIA “ANALISIS KENAIKAN HARGA BBM DAN PENGARUHNYA TERHADAP PERKONOMIAN DI INDONESIA”

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Sejak awal pemerintahan orde baru hingga di era reformasi sekarang ini, perkembangan perekonomian Indonesia tampaknya selalu dipengaruhi oleh gejolak harga bahan bakar minyak dunia. Selama periode pertama fluktuasi harga minyak dunia berpengaruh terhadap perkembangan perekonomian.

Pertumbuhan ekonomi yang tinggi telah dicapai selama dua puluh lima tahun  pembangunan Indonesia sejak tahun 1969, antara lain telah dipacu oleh melimpahnya penerimaan devisa dari ekspor minyak bumi akibat naiknya harga ekspor minyak dunia. Hal itu dimungkinkan karena pangsa ekspor minya bumi saat itu merupakan sebagian besar dari total ekspor Indonesia. Pada tahun 1970 pangsa ekspor minyak bumi masih 40,3%, terus meningkat mencapai tertinggi pada tahun 1982, sebesar 82,4 %. Menjelang reformasi, tahun 1997, pangsa ekspor minyak bumi tinggal sekitar 22% dari total ekspor Indonesia. (Dumairy, 1997, hal. 183)

Penurunan harga minyak mentah dunia saat ini seharusnya memberikan kesempatan untuk pertumbuhan perekoinomian Indonesia yang lebih baik dibandingkan ketika harga minyak dunia yang tinggi. Akan tetapi kebijakan yang dikeluarkan oleh pemerintah Indonesia justru menaikkan harga BBM. Hal ini pasti menimbulkan dampak yang sangat signifikan bagi rakyat Indonesia. Seperti yang kita kethaui semua harga barang-barang kebutuhan di pengaruhi oleh harga minyak. Apabila dinaikkan maka rakyat kecil yang akan menderita. Ini merupakan suatu polemic dan juga tantangan bagi pemerintahan presiden Jokowi dan JK untuk mengatsi segala dampak yang timbul akaibat kenaikan BBM di saat harga minyak mentah dunia turun.

 

  • Rumusan Masalah
  • Bagaimana dampak kenaikan harga BBM bersubsidi terhadap pertumbuhan perekonomian Indonesia?
  • Apakah alasan-alasan yang mendasari pengurangan subsidi BBM di Indonesia?

 

  • Tujuan

Untuk mengetahui penyebab kenaiakan harga BBM dan pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia di kala harga minyak mentah dunia mengalami penurunan.

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Penetapan Harga Minyak

Menurut mazhab ekonomi klasik, mekanisme pasar akan membentuk suatu keseimbangan (ekuilibrium). Harga terbentuk atas dasar permintaan konsumen dan penawaran penjual. Permintaan dan penawaran tersebut akan bertemu pada suatu titik keseimbangan pada suatu tingkat harga tertentu. Menurut OPEC, harga minyak mentah bereaksi terhadap permintaan dan penawaran untuk jangka pendek dan tingkat investasi untuk jangka yang lebih panjang.

Permintaan akan minyak, sama seperti permintaan akan energi pada umumnya, berhubungan erat dengan tingkat pertumbuhan ekonomi. Pada saat ekonomi tumbuh, maka lebih banyak energi yang dikonsumsi, baik untuk proses produksi dan distribusi hasil produksi kepada konsumen, maupun meningkatnya konsumsi oleh sektor rumah tangga seiring dengan meningkatnya jumlah kepemilikan kendaraan bermotor. Meningkatnya permintaan akan mengakibatkan naiknya harga minyak. Sebaliknya, saat ekonomi mengalami kontraksi permintaan akan minyak dan energi lainnya cenderung menurun, sehingga harga minyak pun ikut turun.

Ada beberapa hal yang dapat mempengaruhi penawaran akan minyak:

  • Kebijakan kuota produksi OPEC yang ditetapkan untuk anggotanya.
  • Strategi negara-negara non-OPEC mengurangi produksi untuk menaikkan harga minyak.
  • Keadaan politis yang tidak stabil pada negara-negara penghasil minyak di Timur Tengah seperti Irak dan Iran yang menghambat produksi minyak.

Terkait dengan investasi, jika investasi tidak dilakukan jauh sebelumnya, persediaan minyak menjadi terbatas untuk jangka waktu yang lebih panjang, sehingga akan menaikkan harga. Sentimen juga merupakan faktor penting: jika para pelaku pasar minyak percaya bahwa akan ada penurunan penawaran minyak maka mereka akan menaikkan harga bahkan sebelum hal tersebut benar-benar terjadi.

Faktor lainnya yang mempengaruhi harga minyak menurut OPEC adalah kecelakaan, cuaca yang buruk, menaiknya permintaan, transportasi minyak yang diragukan dari produsen, pemogokan karyawan, serta gangguan terhadap produksi lainnya, termasuk perang dan bencana alam.

Ada beberapa elemen yang terkandung dalam harga suatu komoditas. Elemen-elemen yang terkandung dalam harga minyak menurut US Department of Energy’s Energy Information Administration (EIA) antara lain:

  • Harga minyak mentah
  • Pajak
  • Penyulingan
  • Distribusi

 

2.2. Subsidi Bahan Bakar Minyak

Subsidi Bahan Bakar Minyak (BBM) menunjukkan tingkat harga produk BBM dari perusahaan  dalam negeri masih di bawah tingkat harga di pasar dunia. Selain itu, subsidi silang juga sering diterapkan melalui pemindahan beban dari suatu produk BBM seperti minyak tanah ke produk BBM lainnya. Pemberian subsidi BBM dimaksudkan untuk menjaga kestabilan harga BBM di dalam negeri dari fluktuasi harga minyak di pasar dunia.

Formula perhitungan subsidi BBM sesuai dengan Peraturan Presiden No. 71 tahun 2005 tentang Penyediaan dan Pendistribusian Jenis Bahan Bakar Minyak Tertentu adalah:

Subsidi BBM = Q BBM x (Harga Patokan BBM – Harga Jual BBM Setelah Pajak)

Harga patokan menurut Perpres No. 71 tahun 2005 adalah harga yang dihitung setiap bulan berdasarkan MOPS rata-rata pada periode 1 bulan sebelumnya ditambah biaya distribusi dan margin.

Subsidi diberikan kepada jenis BBM tertentu, yaitu premium (P), kerosene (K), dan solar (S), serta golongan konsumen tertentu, yaitu rumah tangga, usaha kecil, usaha perikanan, transportasi, dan pelayanan umum.

Beberapa variabel yang mempengaruhi perhitungan subsidi BBM antara lain:

  • Harga minyak mentah

Subsidi BBM dipengaruhi fluktuasi harga minyak mentah Indonesia, mengingat sebagian besar biaya produksi BBM dari operator subsidi BBM merupakan biaya untuk pengadaan minyak mentah, yang harganya mengikuti tingkat harga di pasar internasional. Dengan demikian, apabila harga BBM bersubsidi tidak disesuaikan dengan perkembangan harga pasar, maka dengan penerapan pola public service obligation (PSO), dimana subsidi BBM merupakan selisih antara harga patokan (harga MOPS + alpha), sebagai harga jual operator BBM (PT Pertamina), dengan harga jual BBM bersubsidi yang telah ditetapkan pemerintah, setiap terjadi perubahan ICP akan menyebabkan beban subsidi BBM berubah dengan arah yang sama dengan perubahan selisih harga tersebut.

  • Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS

Dewasa ini Indonesia termasuk net importir minyak, sehingga makin melemahnya nilai tukar rupiah terhadap dolar AS, maka akan semakin memperbesar harga beli minyak yang pada akhirnya akan mempengaruhi besaran subsidi BBM yang akan membebani APBN.

  • Konsumsi BBM di dalam negeri

Subsidi BBM akan meningkat apabila terjadi kenaikan ICP melalui kenaikan konsumsi BBM bersubsidi. Kenaikan harga minyak dunia akan meningkatkan disparitas harga domestik dengan harga internasional. Disparitas harga BBM yang terlalu besar dapat memicu kenaikan konsumsi BBM bersubsidi melalui, potensi penyelundupan BBM, pencampuran BBM bersubsidi dengan non subsidi dan beralihnya masyarakat pengguna BBM non subsidi ke BBM bersubsidi.

  • Harga BBM di dalam negeri

Penentuan harga jual BBM bersubsidi dipatok pada suatu tingkat harga tertentu. Dengan kondisi demikian maka akan menimbulkan konsekuensi jika harga minyak mentah dunia naik, maka beban subsidi BBM juga akan semakin meningkat.

Beban subsidi BBM yang terus meningkat akan menganggu keberkelanjutan (sustainability) anggaran pemerintah, yang pada gilirannya dapat mengancam stabilitas perekonomian dan mengurangi kepercayaan terhadap ekonomi Indonesia. Erosi kepercayaan berisiko mendorong arus modal keluar, yang pada gilirannya dapat mengakibatkan melemahnya nilai tukar rupiah. Jika nilai tukar rupiah melemah, harga-harga domestik akan ikut melonjak karena imported inflation. Jika harga-harga naik, maka beban perekonomian rakyat akan semakin berat. Situasi tersebut akan mengakibatkan pertumbuhan ekonomi melemah, pengangguran meningkat dan kemiskinan semakin tinggi. Selain itu, peningkatan beban subsidi BBM dan listrik akan membawa akibat kepada pengurangan anggaran pemerintah untuk berbagai program penting untuk kesejahteraan rakyat, seperti alokasi untuk kemiskinan dan infrastruktur.

 2.3. Alasan Bahan Bakar Minyak Harus Naik

Presiden Joko Widodo akhirnya mengumumkan kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi pada Senin malam, 17 November 2014. Dalam pengumuman tersebut, harga BBM bersubsidi jenis solar dan premium naik masing-masing Rp 2.000 per liter.

Jika dirunut, ada beberapa alasan yang memancing Jokowi menaikkan harga BBM pada pertengahan November. Salah satu yang mengemuka adalah rekomendasi Faisal Basri, Ketua Tim Reformasi Tata Kelola Minyak dan Gas Bumi. Faisal menganjurkan pemerintah menaikkan harga BBM pada November, saat harga barang-barang konsumsi menurun. “Dampak inflasinya tidak akan terlalu besar,” kata Faisal

Hal serupa diutarakan Badan Pusat Statistik (BPS). BPS menyarankan agar harga BBM bersubsidi naik pada November karena secara historis nilai inflasinya rendah. BPS menyatakan, inflasi Januari-Oktober 2014 mencapai 4,19 persen. Jika harga BBM naik Rp 3.000 per liter, ada tambahan inflasi 1,7 persen pada November 2014. Masih memenuhi asumsi Anggaran pendapatan dan Belanja Negara Perubahan (APBNP) 2014.

Menurut perhitungan Danamon, penurunan harga minyak dunia dan kenaikan harga BBM sebesar Rp 2.000 bisa menghemat anggaran pemerintah sekitar RP 14,3 triliun dahun ini (dampak hanya bisa dirasakan dua bulan terakhir yaitu November dan Desember). Namun untuk tahun depan, APBN 2015 yang masih bisa direvisi, bisa menghasilkan penghematan sebesar Rp 92 triliun yang dapat dialihkan untuk pos yang lain. Dengan kenaikan Rp 2.000, inflasi diperkirakan mencapai 7-7,5 persen akhir tahun.

Faktor eksternal yang memperkuat alasan kenaikan harga BBM di bulan November adalah turunnya harga minyak mentah dunia, sehingga harga minyak Indonesia (ICP) ikut turun. Pada Oktober, ICP hanya US$ 83,72 per barel, jauh di bawah ICP Juli yang sebesar US$ 104,3 per barel. Begitu pula Mean of Platts Singapore (MOPS), turun ke bawah US$ 100 per barel. Dengan demikian, subsidi yang dihemat pemerintah bisa jauh lebh besar ketimbang saat ICP tinggi.

2.4. Pengaruh Kenaikan Harga BBM Terhadap Perekonomian Indonesia

Perkembangan harga minyak yang terus melonjak akhir-akhir ini akan membawa pengaruh terhadap kehidupan iklim berinvestasi.Yang paling utama apakah pemerintah akan turut menyesuaikan harga minyak/BBM di dalam negeri atau tidak. Jika ya ,tentu saja tentu saja kondisi perekonomian bisa sangat berbeda. Biasanya kenaikan BBM, akan mengakibatkan naiknya biaya produksi,naiknya biaya distribusi dan menaikan juga inflasi.

Harga barang-barang menjadi lebih mahal, daya beli merosot,kerena penghasilan tetap.  Ujungnya perekonomian akan stagnan dan tingkat kesejahteraan terganggu. Di sisi lain, kredit macet semakin kembali meningkat, yang paling parah adalah semakin sempitnya lapangan kerja karena dunia usaha menyesuaikan produksinya sesuai dengan kenaikan harga serta penurunan permintaan barang.

Hal-hal di atas terjadi jika harga BBM dinaikkan, Bagaimana jika tidak? Subsidi pemerintah terhadap BBM akan semakin meningkat juga,mengapa? Meskipun negara kita merupakan penghasil minyak, dalam kenyataannya untuk memproduksi BBM kita masih membutuhkan impor bahan baku minyak juga.

Dengan tidak adanya kenaikan BBM, subsidi yang harus disediakan pemerintah juga semakin besar. Dari mana menutupi sumber subsidi  tersebut? Salah satunya adalah kenaikan pendapatan ekspor. Mengapa dapat seperti itu?Karena kenaikan harga minyak dunia juga mendorong naiknya harga ekspor komoditas tertentu, seperti kelapa sawit karena minyak sawit mentah (CPO) merupakan subsidi minyak bumi. Income dari naiknya harga CPO tidak akan sebanding dengan besarnya biaya yang harus dikeluarkan untuk subsidi minyak.

Jika harga BBM dinaikkan, citra pemerintah secara politik akan terganggu, rakyat tentu tidak setuju jika harga-harga menjadi mahal, jika pemerintah terganggu dampaknya menjadi sangat luas,jadi, jika mengacu pada hal tersebut kemungkinan harga BBM tidak akan dinaikkan.

Tetapi masalah belum selesai sampai di sini, walaupun harga BBM tidak dinaikkan, tetap saja dampak kenaikan harga minyak dunia berpengaruh terhadap ekonomi Indonesia termasuk didalamnya iklim investasi.

Kenaikan harga minyak dunia membuat biaya produksi meningkat. Itu berarti harga jual barang-barang impor impor juga akan mahal yang akan berdampak pada inflasi karena kenaikan harga impor barang.

Dampak dari hal ini pertama,tingkat bunga dana dan kredit belum akan turun dalam waktu dekat, kedua tingkat bunga yang bertendensi meningkat atau minimal tetap akan berbanding terbalik terbalik dengan harga obligasi. Artinya jika tingkat bunga meningkat, harga obligasi berkemungkinan akan turun. Ketiga,t ingkat bunga yang tidak berubah juga memberikan perbedaan tingkat bunga di dalam negeri dengan luar negeri yang relatif tetap atau ikut mengalami perubahan.

Baik langsung maupun tidak langsung kenaikan harga Bahan Bakar Minyak bersubsidi akan berdampak pada angka inflasi sehingga dapat mengoreksi pertumbuhan ekonomi yang nantinya juga akan berpengaruh pada kinerja perekonomian secara agreagat. Menaikan harga BBM adalah sesuatu yang kebijakan yang dilematis, namun hal ini menjadi pil pahit bagi pemerintah untuk menyehatkan anggaran negara.

Selama ini kita dapat menikmati harga BBM dengan murah karena adanya subsidi BBM oleh Pemerintah. Namun dengan menaikknya harga minyak dunia, pemerintah tidak bisa menjual BBM dengan harga yang sama dengan harga minyak dunia. Oleh karena itu pengeluaran APBN untuk subsidi semakin tinggi.

Namun resiko yang mau tidak mau dialami oleh bangsa Indoensia yaitu dengan kenaikan harga BBM ini akan berpengaruh pada berbagai sektor baik rumah tangga sampai sektor industri. Semua sektor yang kena dampak kenaikkan harga BBM tersebut karena mempunyai ketergantuangan pada konsumsi BBM. Misalnya ongkos angkutan umum, barang-barang kebutuhan pokok, harga bahan-bahan bangunan dan masih banyak lagi. Hampir semua sektor akan terkoreksi dengan kenaikan harga BBM ini.

Banyak kalangan termasuk para ahli eknomi menilai jika subsidi BBM merupakan sesuatu yang memberatkan anggaran negara. Untuk itu kenaikan BBM dipandang sebagai sesuatu hal untuk menyehatkan kembali anggaran negara.

Memang hal ini menjadi dilema bagi pemerintah, karena disisi lain, kenaikan yang mencapai Rp. 2.000 bisa berdampak pada berbagai sektor, termasuk inflasi harga maupun pada bidang sosial. Oleh karena itu pemerintah selalu tak mau buru-buru untuk mengambil kebijakan yang dilematis ini.

Untuk mengendalikan laju inflasi sebagai dampak kenaikan BBM sudah seyogyanya pemerintah harus bisa memastikan kecukupan stok pangan, serta program sosial yang bisa mempertahankan daya beli masyarakat. Tanpa itu daya beli masyarakat akan semakin menurun dan dipastikan pertumbuhan ekonomi akan semakin melemah. Tanpa kenaikan BBM pun saat ini pertumbuhan ekonomi Indonesia hanya 5,1 % jauh dari target 5,5 %

Beberapa ekonom sependapat dengan kebijakan pemerintah ini, meskipun awalnya pahit namun dampak positif kedepan akan bisa dirasakan. Diantaranya anggaran lebih hemat, sehingga bisa dialokasikan untuk pembangunan dibidang lainnya.

 

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan                           

Setelah menganalisis beberapa artikel yang di muat di berbagai media, baik media cetak maupun media online kami mendapat kesimpulan sebagai berikut :

  1. Indonesia Negara Boros Subsidi

Indonesia tergolong boros energy di asia karena mengalokasikan anggaran subsidi energy sangat besar, 3% PDB pada 2012. Itu hanya dikalahan oleh Pakistan dan Bangladesh.

  1. Neraca Defisit, Rupiah Terpukul

Harga murah BBM menyebabkan lonjakan konsumsi dan impor  BBM. Akibatnya, neraca perdagangan defisit dan nilai rupiah terpukul.

  1. 53% Subsidi Dinikmati Mobil Pribadi

Lebih dari separuh subsidi BBM pada 2013 dinikmati oleh pengendara mobil pribadi. Sedangkan 40% lagi dinikmati oleh pengguna sepeda motor.

  1. Indonesia Bukan Kaya Minyak

Cadangan minyak hanya tinggal 3,7 milyar baret, namun Indonesia di urutan ke-16 negara dengan harga BBM termurah dunia. Bahkan lebih murah dari Negara kaya minyak, seperti Irak dan Kazakhtan.

  1. Indonesia Bukan Lagi Eksportir Minyak

Pada masa orde baru, Indonesia dikenal sebagai salah satu net exporter minyak terkemuka. Namun sejak 2003, Indonesia bukan lagi menjadi net exporter, melainkan berubah menjadi net importer seiring dengan lonjakan konsumsi BBM nasional.

  1. Rezim Subsidi BBM Kian Ditinggalkan

Semakin banyak Negara meninggalkan rezim subsidi BBM, ketika sejumlah Negara net exporter minyak tak lagi member subsidi Indonesia sebagai Negara net importer masih mengucurkannya. Padahal banyak Negara net importer lainnya justru mengenakan pajak dari BBM.

  1. Negara Petrodollar Siap Pangkas Subsidi

Pengurangan subsidi juga mulai dilakukan oleh Negara-negara kaya minyak. Bahkan, Iran berniat menaikkan BBM secara bertahap agar sesuai harga pasar.

  1. Dana Migas Tekor Untuk Subsidi Energi

Di masa orde baru, dana migas andalan pembiayaan pembangunan dan subsidi energy. Namun kemudian pendapatan migas terus merosot, sementara beban subsidi kian naik hingga Rp 350 triliun (2014). Sejak 2 tahun lalu, dana migas bahkan tak lagi bisa menutup ongkos subsidi.

  1. Ketimpangan Subsidi Energy

Anggaran yang dialokasikan untuk membiayai subsidi energy sangat timpang jika dibandingkan dengan anggaran untuk infrastruktur, kesehatan dan pengentasan kemiskinan.

  1. Menghambat Tumbuhnya Energy Alternative

Harga BBM yang terlalu murah menghambat pengembangan sumber energy lainnya,  Contohnya gas alam. Jika harga BBM dinaikkan, gas alam sangat potensial dikembangkan.

3.2. Saran

  1. Pemerintah lebih memperhatikan peredaran subsidi BBM agar tidak disalahgunakan oleh oknum tertentu.
  2. Pengurangan dana subsidi BBM hendaknya di alihkan untuk sector lain yang bermanfaat bagi masyarakat serta mengawasi penggunaanya.
  3. Pemerintah tetap menjadi regulator dalam penetapan harga di pasaran agar tidak terjadi lonjakan harga bahan makanan pokok ketika BBM naik.
  4. Masyarakat hendaknya mendukung kebijakan-kebijakan yang telah di tetapkan pemerintah untuk menjaga iklim yang kondusif bagi kehidupan di Indonesia.

Makalah Model Pengambilan Keputusan

BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Kehidupan sehari-hari kita sebenarnya adalah kehidupan yang selalu bergumul dengan keputusan. Keputusan merupakan kesimpulan terbaik yang diperoleh setelah mengevaluasi berbagai alternatif. Di dalam arti tersebut, terkandung unsur situasi dasar, peluang munculnya situasi dasar, dan aktifitas pencapaian keputusan.

Kajian tentang keputusan juga banyak berbasis metode. Basis kajian tersebut, dipandang lebih menarik daripada domain pengambilan keputusan itu sendiri. Berdasarkan kajian metode, keputusan terpecah menjadi empat, yaitu, metode keputusan rasional, metode keputusan tawar menawar, metode keputusan agregatif, dan metode keputusan keranjang sampah. Sehubungan dengan pendekatan metode berbagai aliran pun dapat sesuai untuk mengkaji keputusan. Aliran-aliran yang dimaksudkan adalah birokratik, manajemen saintifik, hubungan kemanusiaan, rasionalitas ekonomi, kepuasan dan analisis sistem.

Dengan demikian pengetahuan alternatif model, metode, aliran digunakan untuk penentuan pegangan sendiri. Seperti berkenaan dengan ini saya sendiri lebih menyukai cukup tiga aktifitas saja untuk sampai pada keputusan,yaitu: kehadiran tujuan, aktifitas pencarian informasi atau alternatif, dan aktifitas evaluasi alternatif. Banyak sedikitnya informasi yang dilakukan mempengaruhi kecepatan dan kerumitan pengambilan keputusan. Untuk membeli sebuah ballpoint tidak sama kecepatan dan kerumitan pengambilan keputusannya dengan membeli pesawat terbang pribadi

Untuk memahami lebih jauh lagi mengenai pengambilan keputusanm itu,bagaiamana model-model pengambilan keputusan, maka akan dijelaskan lebih jauh dalam makalah ini.

 1.2 Rumusan masalah

  1. Apakah yang dimaksud dengan model pengambilan keputusan?
  2. Apa saja yang terdapat di dalam klasifikasi model pengambilan keputusan?
  3. Sebutkan model-model perilaku pengambilan keputusan!

1.3 Tujuan

  1. Mengetahui pengertian model pengambilan keputusan
  2. Mengetahui klasifikasi model pengambilan keputusan
  3. Mengetahui model-model perilaku pengambilan keputusan

 

BAB II

PEMBAHASAN

 2.1 Pengertian Model Pengambilan Keputusan

Model adalah percontohan yang mengandung unsure yang bersifat penyederhanaan untuk dapat ditiru (jika perlu). Pengambilan keputusan itu sendiri merupakan  suatu proses berurutan yang memerlukan penggunaan model secara cepat dan benar.

Pentingnya model dalam suatu pengambilan keputusan, antara lain sebagai berikut:

  1. Untuk mengetahui apakah hubungan yang bersifat tunggal dari unsur-unsur itu ada relevansinya terhadap masalah yang akan dipecahkan diselesaikan itu.
  2. Untuk memperjelas (secara eksplisit) mengenai hubungan signifikan diantara unsur-unsur itu.
  3. Untuk merumuskan hipotesis mengenai hakikat hubungan-hubungan antar variabel. Hubungan ini biasanya dinyatakan dalam bentuk matematika.
  4. Untuk memberikan pengelolaan terhadap pengambilan keputusan.

Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan model, situasi atau sistem yang kompleks itu dapat disederhanakan tanpa menghilangkan hal-hal yang esensial dengan tujuan memudahkan pemahaman. Pembuatan dan penggunaan model dapat memberikan kerangka pengelolaan dalam pengambilan keputusan.

Olaf Helmer menyatakan bahwa: karakteristik dari konstruksi. Model adalah abstraksi, elemen-elemen tertentu dari situasi yang mungkin dapat membantu seseorang menganalisis keputusan dan memahaminya dengan lebih baik. Untuk mengadakan abstraksi, maka pembuatan model sering kali dapat meliputi perubahan konseptual. Setiap unsur dari situasi nyata merupakan tiruan dengan menggunakan sasaran matematika atau sasaran fisik.

Pembuatan dan penggunaan model menurut Kast, memberikan kerangka pengelolaan. Model merupakan alat penyederhanaan dan penganalisisan situasi atau system yang kompleks. Jadi dengan menggunakan model situasi yang kompleks disederhanakan tanpa penghilangan hal-hal yang esensial dengan tujuan untuk memudahkan pemahaman.

Berdasarkan pendekatan ilmu manajemen untuk memecahkan masalah digunakan model matematika dalam menyajikan system menjadi lebih sederhana dan lebih mudah dipahaminya. Pada umumnya model itu memberikan sarana abstrak untuk membantu komunikasi. Bahasa itu sendiri merupakan proses abstraksi, sedangkan matematika merupakan bahasa simbolik khusus.

Model pengambilan keputusan diantaranya:

  1. Rasional, model perilaku manusia berdasarkan keyakinan bahwa orang-orang, organisasi, dan bangsa menjalankan kalkulasi pemaksimalan nilai, yang secara mendasar konsisten. Pengambialan keputusan yang rasional merukan proses yang komplek. Tahapan rasional decision making proses:
  2. Mengenal permasalahan.
  3. Definisikan tujuan.
  4. Kumpulkan data yang relevan.
  5. Identifikasi alternative yang memungkinkan (feasible).
  6. Seleksi kriteria untuk pertimbangan alternative terbaik.
  7. Modelkan hubungan antara kriteria, data, dan alternative.
  8. Prediksi hasil dari semua alternative.
  9. Pilih alternative terbaik.
  10. Organisasional, model-model pengambilan keputusan yang memperhitungkan karakteristik politik dan structural dari organisasi.
  11. Birokrasi, apapun yang dilakukan organisasi adalah hasil dari rutinitas dan proses bisnis yang terasah oleh penggunaan aktif selama bertahun-tahun.
  12. Keputusan klasik (classical dision), berpandangan bahwa manager bertindak dalam kepastian. Merupakan model yang sangat rasional untuk pembuatan keputusan manajerial.
  13. Keputusan administrasi, menurut Herbert Simon, manager dalam pengambilan keputusan menghadapi 3 kondisi:
  14. Informasi tidak sempurna, dan tidak lengkap.
  15. Rasionalitas yang terbatas (bounded rasionality).
  16. Cepat puas (satisfice).

3 konsep untuk membantu manajer menempatkan pembuatan keputusan dalam perspektif, yaitu:

  1. Rasionalitas terbatas dan memadai (bounded rationality and satisficing)

Menekankan bahwa pembuatan keputusan harus menghadapi kenyataan tidak memadainya informasi mengenai sifat masalah dan menyelesaikan yang mungkin, kekurangan waktu dan uang untuk mengumpulkan informasi yang lebih lengkap, ketidakmampuan untuk mengingat sejumlah dasar informasi, dan batas-batas kecerdasan mereka sendiri. Yang perlu dipelajari oleh pembuatan keputusan efektif adalah menerima yang memadai dengan gambaran sasaran organisasi jelas terbayang dalam benak.

  1. Heuristic

Orang yang tergantung pada prinsip heuristic / pedoman umum, untuk menyederhanakan pembuatan keputuasan

  1. Memutuskan siapa yang membuat keputusan (bisa)

Model rasional tidak memberikan pedoman mengenai siapa yang harus membuat keputusan, “siapa yang akan memutuskan?”  merupakan keputusan pertama yang harus dibuat manajer. Keputusan ini bias sangat rumit.

Model pengambilan keputusan bisa dilakukan secara individual, kelompok, tim, panitiaan, dewan, komisi, atau cara reverendum mengajukan usul tertulis. Cara pengambilan keputusan denga cara mengolah data dan penilaian, baik kualitatif dan kuantitatif merupaka teknik pengambilan keputusan. Teknik pengambilan keputusan diperlukan suatu kemampuan.

2.2 Klasifikasi model pengambilan keputusan:

Mengingat begitu banyaknya cara untuk mengadakan klasifikasi model, dibawah ini disampaikan beberapa klasifikasi saja.

  1. Tujuannya : model latihan, model penelitian, model keputusan, model perencanaan, dan lain sebagainya. Pengertian tujuan disini adalah dalam arti purpose.
  2. Bidang penerapannya (field of application) : model tentang transportasi, model tentang persediaan barang, model tentang pendidikan, model tentang kesehatan, dan sebagainya.
  3. Tingkatannya (level) : model tingkat manajemen kantor, tingkat kebijakan nasional, kebijakan regional, kebijakan local, dan sebagainya.
  4. Ciri waktunya (time character) : model statis dan model dinamis.
  5. Bentuknya (form) : model dua sisi, satu sisi, tiga dimensi, model konflik, model non konflik, dan sebagainya.
  6. Pengembangan analitik (analytic development) : tingkat dimana matematika perlu digunakan; lain-lain.
  7. Kompleksitas (complexity) : model sangat terinci, model sederhana, model global, model keseluruhan, dan lain-lain.
  8. Formalisasi (formalization) : model mengenai tingkat dimana interaksi itu telah direncanakan dan hasilnya sudah dapat diramalkan, namun secara formal perlu dibicarakan juga.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Quade:

  1. Model kuantitatif

Serangkaian asumsi yang tepat yang dinyatakan dalam serangkaian hubungan matematis yang pasti. Ini dapat berupa persamaan, atau analisis lainnya, atau merupakan instruksi bagi computer, yang berupa program-program untuk computer. Adapun ciri-ciri pokok model ini ditetapkan secara lengkap melalui asumsi-asumsi, dan kesimpulan berupa konsekuensi logis dari asumsi-asumsi tanpa menggunakan pertimbangan atau intuisi mengenai proses dunia nyata (praktik) atau permasalahan yang dibuat model untuk pemecahannya.

  1. Model kualitatif

Didasarkan atas asumsi-asumsi yang ketepatannya agak kurang jika dibandingkan dengan model kuantitatif dan ciri-cirinya digambarkan melalui kombinasi dari deduksi-deduksi asumsi-asumsi tersebut dan dengan pertimbangan yang lebih bersifat subjektif mengenai proses atau masalah yang pemecahannya dibuatkan model.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Gullet dan Hicks:

  1. Model Probabilitas

Umumnya model-model keputusannya merupakan konsep probabilitas dan konsep nilai harapan member hasil tertentu (the concept of probability and expected value). Adapun yang dimaksud dengan probabilitas adalah kemungkinan yang dapat terjadi dalam suatu peristiwa tertentu (the chance of particular event occuring).

Demikian juga halnya dengan probabilitas statistic atau proporsi statistic dikembangkan melalui pengamatan langsung terhadap populasi atau melalui sampel dari populasi tersebut.

Banyak kemungkinan dalam rangka pengambilan keputusan dalam organisasi, yang semuanya bertujuan mendapatkan sesuatu yang diharapkan masa mendatang, misalnya agar nantinya dapat menanggulangi terhadap kesulitan-kesulitan dalam masa resesi,  untuk dapat menaikkan tingkatan pendapatan masyarakat, lain sebagainya.

  1. Konsep tentang nilai-nilai harapan (the Concept of Expectedvalue)

Dapat digunakan dalam pengambilan keputusan yang akan diambilnya nanti menyangkut kemungkinan-kemungkinan yang telah diperhitungkan bagi situasi dan kondisi yang akan datang. Adapun nilai yang diharapkan dari setiap peristiwa yang terjadi merupakan kemungkinan terjadinya peristiwa itu dikalikan dengan nilai kondisional. Sedangkan nilai kondisionalnya adalah nilai dimana terjadinya peristiwa yang diharapkan masih diragukan.

  1. Model Matriks

Selain model probabilitas dan nilai harapan (probability and excpected value), ada juga model lainnya. Model lainnya adalah model matriks (the payoff matrix model). Model matriks merupakan model khusus yang menyajikan kombinasi antara strategi yang digunakan dan hasil yang diharapkan.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Welch and Comer:

  1. Model Pohon Keputusan (Decision Tree Model)

Suatu diagram yang cukup sederhana yang menunjukkan suatu proses untuk merinci masalah-masalah yang dihadapinya kedalam komponen-komponen, kemudian dibuatkannya alternatif-alternatif pemecahan beserta konsekuensi masing-masing.

Pohon keputusan dipergunakan untuk memecahkan masalah-masalah yang timbul dalam proyek yang sedang ditangani. Welch and Comer memberikan definisi sebagai berikut : “The decision tree is a simple diagram showing the possible consequences of alternative decision. The tree includes the decision nodes chance modes, pay offs for each combination, and the probabilitie of each event.”

Menurut Welch, ada 4 komponen dari pohon keputusan yakni :

  1. Simpul Keputusan,
  2. Simpul Kesempatan,
  3. Hasil dari kombinasi, dan
  4. Kemungkinan-kemungkinan akibat dari setiap peristiwa yang terjadi.

Diagram pohon ini salah satu langkah yang diperlukan dalam pengambilan rancangan bangun proyek. Adapun langkah-langkah perlu dilakukan secara berturut-turut sebagai berikut:

  1. Mengadakan indentifikasi jaringan hubungan komponen-komponen yang ada secara bersama-sama membentuk masalah tertentu yang nantinya harus dipecahkan melalui diagram keputusan.
  2. Masalah utama iitu kemudian dirinci kedalam masalah yang lebih kecil.
  3. Masalah yang sudah mulai terinci itu kemudian dirinci lagi kedalam masalah yang lebih kecil.
  4. Model kurva Indiferen (Kurva Tak Acuh)

Kurva berbentuk garis dimana titik yang berada pada garis kurva tersebut mempunyai tingkat kepuasan atau kemanfaatan yang sama.

Kurva Indiferen mempunyai 4 ciri penting , yaitu :

  1. Kurva indiferen membentuk lereng yang negatif. Kemiringan yang ngatif menunjukkan fakta atau asumsi bahwa satu dapat diganti dengan komoditas lain sehingga konsumen mempunyai tingkat kepuasan yang tetap sama.
  2. Jika ada dua kurva indiferen dalam suatu keadaan atau lingkupan maka keduanya tidak akan saling berpootngan
  3. Hasil yang diperoleh dari asumsi ialah bahwa kurva indiferen ditarik melalui setiap titik sehingga membentuk gari kurva.
  4. Kurva indiferen dibutuhkan bagi pengorbanaan tertentu untuk mendapatkan kepuasan  yang optimal.
  5. Model Simulasi Komputer

Pengambilan keputusan siperlukan rancangan bangun (design) yang biasanya menggunakan komputer yang mampu menirukan  apa-apa yang dilakukan organisasi.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Robert D.Spech:

  1. Model Matematika

Menggunakan teknik seperti misalnya linear programming, teori jaringan kerja, dsb. komputer dapat digunakan begitu pula dengan kalkulator yang dapat digunakan sebagai alat perhitungan saja bukan sebagai simulator.

  1. Model Simulasi Komputer

Merupakan tiruan dari kasus yang sesungguhnya. Ada yang dibuat dengan peralatan dan ukuran yang sama persis dengan yang sesungguhnya.

  1. Model Permainan Operasional

Dalam model ini manusia dijadikan objek yang harus mengambil keputusan. Informasi diperoleh dari komputer atau video game yang menyajikan masalahnya. Misalnya seperti pada permainan perang-perangan (war games),video memberikan informasi dan menyajikan masalah yang berupa datangnya musuh yang akan menyerang kita dengan macam-macam cara penyerangan. Kita diminta mempertahankan diri dan menghancurkan musuh dengan peralatan yang telah disediakan pada video games tersebut.

  1. Model verbal

Model verbal adalah model pengambilan keputusan berdasarkan analogi yang lebih bersifat bukan kuantitatif. Dari analog itu kemudian dibuat dalilnya yang kemudian diterapkan untuk menyimpulkan dan mengambil keputusan yang nonkuantitatif.

Anthony down memberikan contoh model verbal yang berupa atau menyangkut birokrasi. Down memandang birokrasi sebagai organisasi yang memiliki 4 ciri,sebagai berikut.

  1. Birokrasi mempunyai lingkungan yang cukup luas dimana peringkat tertinggi hanya mengetahui kurang dari setengah dari seluruh anggotanya secara pribadi. Ini berarti bahwa birokrasi itu menghadapi masalah administratif substansial.
  2. Bagian terbesar dari anggotanya adalah karyawan penuh yang sangat menggantungkan dari pada kesempatan kerja dan gajinya pada organisasi itu. Ini berarti bahwa pada anggotanya sangat terikat pada pekerjaannya.
  3. Upahnya, kenaikan pangkatnya, dan sebagainya itu sangat tergantung pada prestasinya dalam organisasi itu atau ketentuan-ketentuan yang dibuat oleh organisasi tersebut.
  4. Sebagian besar dari hasil itu secara tidak langsung dinilai dalam pasaran. Prestasi kerja para anggota atau karyawan secara tidak langsung juga ikut menentukan pasaran hasil organisasinya/perusahaannya.

Dengan demikian, maka faktor intern (fungsi) dan faktor ekstern (lingkungan) ikut berperan dan oleh karena itu perlu mendapat perhatian. Dalam pengambilan keputusan yang dilakukan oleh pimpinan, maka analogi terhadap berlakunya dalil dan faktor-faktor tersebut harus juga menjadi bahan pertimbangan.

  1. Model fisik

Dalam menjalankan kebijakan pemerintah model fisik ini tidak begitu penting untuk dianalisis. Model ini,misalnya model dalam rangka pembuatan bangunan atau tata kota. Dalam model pengambilan bangunan misalnya berlaku model perencanaan jaringan kerja atau model PERT dan yang sejenisnya. Model ini merupakan serangkaian keputusan dalam program pembangunan dan pengembangan yang cukup kompleks. Bagian-bagian mana yang dapat dilakukan secara serentak, dalam arti tidak usah berurutan dan bagian-bagian mana yang mengerjakan bagian berikutnya. Ini lebih merupakan tugas dan pengambilan keputusan seorang insinyur daripada policy maker.

Klasifikasi model pengambilan keputusan menurut Fisher:

  1. Model Preskiptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok seharusnya mengambil  keputusan dengan cara memberikan pedoman dasar, agenda, jadwal dan urut-urutan yang membantu kelompok mencapai consensus. Model ini disebtu juga sebagai model normatif.

Penerapan model preskiptif atau model normatif meliputi lima langkah, yaitu :

  1. Orientasi, yaitu menentukan bagaimana situasi yang dihadapi.
  2. Evaluasi, yaitu menentukan sikap yang perlu diambil.
  3. Pengawasan, yaitu menentukan apa yang harus dilakukan untuk menghadapi situasi tersebut.
  4. Pengambilan keputusan, yaitu menentukan pilihan atas berbagai alternatif yang telah dievaluasi.
  5. Pengendalian, yaitu melakukan pengawasan terhadap pelaksannan hasil keputusan.
  1. Model Deskriptif

Model yang menerangkan bagaimana kelompok mengambil keputusan. Model ini juga menerangkan (menggambarkan) segala sesuatu sebagaimana apa adanya. Model ini juga memberikan kepada manajer informasi yang mereka butuhkan untuk membuat keputusan-keputusan, dan tidak menawarkan penyelesaian masalah.

2.3 Model Perilaku Pengambilan keputusan

  1. Model Ekonomi, yang dikemukakan oleh ahli ekonomi klasik dimana keputusan orang itu rasional, yaitu berusaha mendapatkan keuntungan marginal sama dengan biaya marginal atau untuk memperoleh keuntungan maksimum
  2. Model Manusia Administrasi, Dikemukan oleh Herbert A. Simon dimana lebih berprinsip orang tidak menginginkan maksimalisasi tetapi cukup keuntungan yang memuaskan
  3. Model Manusia Mobicentrik, Dikemukakan oleh Jennings, dimana perubahan merupakan nilai utama sehingga orang harus selalu bergerak bebas mengambil keputusan
  4. Model Manusia Organisasi, Dikemukakan oleh W.F. Whyte, model ini lebih mengedepankan sifat setia dan penuh kerjasama dalam pengambilan keputusan
  5. Model Pengusaha Baru, Dikemukakan oleh Wright Mills menekankan pada sifat kompetitif
  6. Model Sosial, Dikemukakan oleh Freud Veblen dimana menurutnya orang sering tidak rasional dalam mengambil keputusan diliputi perasaan emosi dan situsai dibawah sadar.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Pengambilan keputusan merupakam proses interaksi antara input-input sebagai bahan dasar pembentukan suatu model keputusan, yang terdiri atas tujuan organisasi,  kendala-kendala intern,kriteria pelaksanaan dan berbagai alternatif pemecahan masalah. Imteraksi tersebut diharapkan akan menghasilkan output yang baik yang berupa pelaksanaan keputusan,pengendalian, dan umpan baliknya. Pengambilan keputusan baik keputusan pribadi maupun keputusan kelompok dipengaruhi oleh beberapa faktor, yaitu:  keadaan lingkungan dn nilai-nilai yang kerap kali bertentangan , pengaruh politik, emosionalisme, tingkat pendidikan, dan model keputusam faktual. Lima faktor tersebut akan berpengaruh terhadap pembentukan suatu model.

DAFTAR PUSTAKA

http://noormutia.blogspot.co.id/2013/07/model-pengambilan-keputusan_5195.html

https://bukunnq.wordpress.com/makalah-pengambilan-keputusan-secara-objektif-dan-konstruktif/

http://www.slideshare.net/hasrilariel/model-pengambilan-keputusan

 

Makalah Analisis SWOT

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Dalam usaha mendukung manajemen pengambilan keputusan, analisis SWOT memiliki peran besar di dalamnya. Berbagai kalangan akademisi, birokrat hingga praktisi bisnis telah mempercayai jika analisis dengan mempergunakan perspektif SWOT telah dianggap memiliki keunggulannya. Kita bisa memberikan peta kondisi terhadap keadaan yang terjadi berdasarkan realita yang ada, serta lebih jauh mampu memberikan penegasan terhadap keputusan yang akan kita lakukan di masa yang akan datang. Oleh karena itu secara umum ada beberapa kegunaan dengan dipergunakannya analisis SWOT dalam mendukung manajemen pengambilan keputusan, yaitu:

  • Mampu memberikan gambaran suatu dari empat sudut dimensi, yaitu strengths (kekuatan) dan weknesses (kelemahan), serta opportunities (peluang), dan threats (ancaman). Sehingga pengambil keputusan bisa melihat dari empat dimensi ini secara lebih komprehensif.
  • Dapat dijadikan sebagai rujukan pembuatan rencana keputusan jangka panjang.
  • Mampu memberikan pemahaman kepada para stakeholders’ yang berkeinginan menaruh simpati bahkan bergabung dengan perusahaan dalam suatu ikatan kerja sama yang saling menguntungkan.
  • Dapat dijadikan penilai secara rutin dalam menilai progress report dari setiap keputusan yang dibuat selama ini.

Rumusan Masalah

  1. Apakah yang dimaksud dengan analisis SWOT?
  2. Bagaimana hubungan antara analisis SWOT dengan manajemen pengambilan keputusan?
  3. Sebutkan faktor eksternal dan internal dalam perspektif SWOT!
  4. Berikan contoh kasus analisis swot dalam prespektif manajemen pengambilan keputusan!
    • Tujuan
  5. Mengetahui definisi analisis SWOT
  6. Mengetahui hubungan antara analisis SWOT dengan manajemen pengambilan keputusan
  7. Mengetahui faktor eksternal dan internal dalam perspektif SWOT
  8. Mampu mengaplikasikan analisis swot dalam prespektif manajemen pengambilan keputusan dalam kehidupan sehari-hari

 

BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Definisi SWOT

SWOT adalah singkatan dari strengths (kekuatan), weknesses (kelemahan), opportunities (peluang), dan threats (ancaman), dimana SWOT ini sebagai suatu model dalam menganalisis suatu organisasi yang berorientasi profit dan non profit dengan tujuan utama untuk mengetahui keadaan organisasi tersebut secara lebih komprehensif. Maksud dari analisis SWOT yaitu:

  • Strenght

Atribut dari orang atau perusahaan yang sangat membantu untuk mencapai tujuan

  • Weaknesses

Atribut dari orang atau perusahaan yang berbahaya untuk mencapai tujuan

  • Opportunities

Kondisi eksternal yang membantu untuk mencapai tujuan

  • Threats

kondisi Eksternal yang dapat merusak tujuan

 

SWOT ini biasa digunakan untuk menganalisis suatu kondisi dimana akan dibuat sebuah rencana untuk melakukan sesuatu atau memutuskan sebuah strategi,sebagai contoh, program kerja strategi. Analisis ini digunakan untuk:

  1. Memasuki sebuah industri baru
  2. Memutuskan meluncurkan produk baru
  3. Menganalisis posisi perusahaan pada peta persaingan usaha dalam kurun waktu tertentu
  4. Melihat sejauh mana kekuatan dan kelemahan perusahaan
  5. Membuat keputusan ketika memecahkan masalah yang akan terjadi berkaitan dengan ancaman dan peluang yang muncul

2.2 Peranan SWOT Sebagai Bagian Analisis Manajemen Resiko dan Hubungannya dengan Manajemen Pengambilan Keputusan

Peranan SWOT sebagai alat dalam menganalisis kondisi suatu perusahaan selama ini dianggap sebagai suatu model yang dapat diterima secara umum dan lebih familiar. Sebenarnya jika kita ingin mempergunakan berbagai model lain itu juga memungkinkan, seperti BCG (Boston Consulting Group), manajemen performance (kinerja manajemen), balance scorecard dan berbagai alat analisis lainnya.
Beberapa organisasi profit dan non profit telah mempergunakan SWOT ini sebagai salah satu alat analisis mereka, seperti IPB dalam membuat rencana strategis untuk tahun 2008 sampai 2013. Sehingga dengan mempergunakan SWOT sebagai dasar analisis perusahaan dalam mengambil keputusan, maka diharapkan SWOT juga memungkinkan untuk dipergunakan sebagai salah satu model yang representatif dalam menganalisis manajemen resiko suatu perusahaan. Termasuk tentunya akan mampu memberi masukan dalam mendukung proses pengambilan keputusan.

Tujuan Penerapan SWOT di Perusahaan

Penerapan SWOT pada suatu perusahaan bertujuan untuk memberikan suatu pandangan agar perusahaan menjadi lebih fokus, sehingga dengan penempatan analisa SWOT tersebut nantinya dapat di jadikan sebagai bandingan pikir dari berbagai sudut pandang, baik dari segi kekuatan dan kelemahan serta peluang dan ancaman yang mungkin bisa terjadi di masa-masa yang akan datang.

Tujuan lain diperlukannya analisis SWOT adalah dimana setiap produk yang beredar dipasaran pasti akan mengalami pasang surut dalam penjualan atau yang dikenal dengan istilah daur hidup produk (life cycle product). Konsep daur hidup produk dirujuk berdasarkan keadaan realita yang terjadi di pasar, bahwa konsumen memiliki tingkat kejenuhan dalam memakai suatu produk.

2.3  Faktor Eksternal dan Internal dalam Perspektif SWOT

  1. a) Faktor Eksternal

Faktor eksternal ini mempengaruhi terbentuknya Opportunities and Threats (O and T). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi-kondisi yang terjadi diluar perusahaan yang mempengaruhi dalam pembuatan keputusan perusahaan. Faktor ini mencakup lingkungan industri (industry environment) dan lingkungan bisnis makro (macro environment), ekonomi, politik, hukum, tekonologi, kependudukan, dan sosial budaya.

  1. b) Faktor Internal

Faktor internal ini mempengaruhi terbentuknya Strengths and Weaknesses (S and W). Dimana faktor ini menyangkut dengan kondisi yang terjadi dalam perusahaan, yang mana ini turut mempengaruhi terbentuknya pembuatan keputusan (decision making) perusahaan. Faktor Internal ini mencakup meliputi semua macam manajemen fungsional: pemasaran, keuangan, operasi, sumber daya manusia, penelitian dan pengembangan, sistem informasi manajemen, dan budaya perusahaan (corporate culture).

2.4 Contoh Kasus Analisis Swot dalam Prespektif Manajemen Pengambilan Keputusan

Analisis SWOT ini merupakan sebuah “penyelidikan” tentang situasi dan kondisi dalam suatu lingkungan. Contohnya adalah:

“Ada sebuah organisasi yang akan membuat program kerja, untuk itu mereka harus tahu tentang kondisi organisasi mereka dan lingkungan dimana organisasi itu berada. Untuk itu mereka melakukan analisis SWOT,

  1. Pertama S, yaitu dengan mengetahui kekuatan organisasi. Kekuatan bisa diartikan sebagai kondisi yang menguntungkan untuk organisasi tersebut. Misalnya, pengurus yang setia terhadap organisasi, atau kas organisasi yang banyak, dll.
  2. Kedua W, yaitu dengan mengetahui kelemahan organisasi. Kelemahan bisa diartikan sebagai suatu kondisi yang merugikan untuk organisasi tersebut. Misalnya, kondisi anggota yang tidak aktif, dana yang tak ada, dll.
  3. Ketiga O, yaitu dengan mengetahui kesempatan organisasi. Dalam hal ini bisa diartikan sebagai suatu hal yang bisa menguntungkan jika dilakukan namun jika tidak diambil bisa merugikan, atau sebaliknya. Misalnya, sumber dana ada bila diminta.
  4. Keempat T, yaitu dengan mengetahui ancaman organisasi. Ancaman bisa diartikan sebagai suatu hal yang akan menghambat atau mengancam selama perjalanan kepengurusan. Misalnya, banyak pengurus dan anggota yang tidak aktif.

Setelah dilakukan analisis SWOT maka jadi mengetahui kondisi nyata apa yang terjadi di lingkungan internal dan external organisas, maka dapat mulai membuat rencana program kerja yang sesuai dengan kondisi yang dibutuhkan dan mampu untuk dilaksanakan oleh pengurus tersebut.”

Ketika anda membuat analisis SWOT ketika memasuki sebuah industri,harus diingat bahwa dalam sebuah industri ada dua faktor penting yang harus anda pertimbangkan,yaitu:

  1. Faktor internal perusahaan,yaitu:
    1. Pemasok (supplier),dan
    2. Konsumen (pasarnya).
  2. Faktor eksternal perusahaan,yaitu:
    1. Masuknya produk pesaing baru sebagai ancaman bisnis anda,
    2. Munculnya produk pengganti (substitutive product) yang bisa menggantikan prouk anda


BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Analisis SWOT adalah identifikasi berbagai faktor secara sistematis guna merumuskan strategi perusahaan,dimana analisis SWOT ini didasarkan pada logika yang dapat memaksimalkan kekuatan dan peluang,namun secara bersamaan dapat meminimalkan kelemahan dan ancaman. Proses pengambilan keputusan strategis selalu berkaitan dengan pengembangan misi, tujuan, strategi, dan kebijakan perusahaan. Dengan demikian perencana strategi harus menganalisa faktor faktor strategis perusahaan dalam kondisi saat ini.

Kegunaan analisis SWOT tidak terbatas pada organisasi yang mencari laba. Analisis SWOT dapat digunakan dalam setiap situasi pengambilan keputusan ketika keadaan akhir yang diinginkan telah ditetapkan. Contohnya antara lain: organisasi nirlaba,unit pemerintah,dan individu. Analisis SWOT juga dapat digunakan dalam perencanaan pra krisis dan pencegahan krisis manajemen

3.2 Saran

Dengan kajian SWOT ini diharapkan dapat memberikan gambaran tahap-tahap perumusan tujuan di mulai dari visi dan misi yang menghasilkan nilai-nilai. Visi dan misi dan nilai-nilai tersebut secara bersamaan dianalisis dengan mempetimbangkan faktor-faktor lingkungan yang mempengaruhi, baik lingkungan internal yaitu lingkungan eksternal.

Mudah-mudahan makalah ini dapat bermanfaat dan menambah pengetahuan kita tentang kajian SWOT dalam membangun perusahaan agar lebih berkembang dan maju.

 DAFTAR PUSTAKA

https://budisetyoeko.wordpress.com/2015/06/16/analisa-swot/

http://putricikallestari.blogspot.co.id/2011/10/penerapan-analisis-swot-dalam.html

http://andikawigunatambusai.blogspot.co.id/p/analisa-swot.html

Manajemen Operasi (Manajemen Rantai Pasokan)

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Manajemen rantai pasokan merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya.

Manajemen rantai pasokan ini merupakan kegiatan pengelolaan kegiatan-kegiatan dalam rangka memperoleh bahan mentah, mentransformasikan bahan mentah tersebut menjadi barang dalam proses dan barang jadi dan mengirimkan produk tersebut ke konsumen melalui system distribusi. Kegiatan-kegiatan ini mencakup fungsi pembelian, tradisional ditambah kegiatan-kegiatan lainnya yang penting bagi hubungan antara pemasok denan distributor. Manajemen rantai pasokan bisa meliputi penetapan: 1. Pengangkut 2. Pentransferan kredit dan tunai 3. Pemasok atau supplier 4. Distributor dan bank 5. Utang dan piutang 6. pergudangan 7. Pemenuhan pesanan 8. Membagi-bagi informasi mengenai ramalan permintaan, produksi dan kegiatan pengendalian persediaan.

Pemikiran yang mendasari hal ini adalah pemfokusan pada pengurangan kesia-siaan dan maksimisasi nilai pada rantai pasokannya. Kegiatan para manajer rantai mencakup disiplin akuntansi, keuangan, pemasaran, dan manajemen operasi.

  • Rumusan Masalah
  1. Apa pengertian dari  manajemen rantai pasokan?
  2. Bagaimana kinerja manajemen rantai pasokan?

1.3 Tujuan

  1. Mengetahui manajemen rantai pasokan
  2. Mengetahui kinerja manajemen rantai pasokan

BAB II

PEMBAHASAN

  • Sejarah Manajemen Rantai Pasokan

Manajemen rantai pasokan dulunya berawal dari urusan logistik militer, sangat berperan dalam menentukan kemenangan perang, terutama pada perang dunia kedua. Ketika jaman perang sudah lewat, teknik logistik ini sangat terpakai pada urusan pengiriman barang. Di sini terjadi kerjasama antara perusahaan pengiriman dengan gudang, dan pengaturannya mulai dilakukan oleh pihak ketiga.

Perkembangan selanjutnya, pada era globalisasi mulai banyak perusahaan yang mencari cara bagaimana menurunkan biaya produksi. Banyak perusahaan multinasional memindahkan pabrik ke negara-negara dengan upah buruh murah. Indonesia dan beberapa kawasan di Asia adalah contohnya. Di sini terlihat bahwa logistik memegang peranan yang lebih penting lagi.

Perkembangan ilmu logistik menjadi lebih hebat lagi ketika munculnya teknologi informasi pada tahun 1980-an. Banyak faktor seperti makin murahnya komputer, makin cepatnya komputer, makin luasnya adopsi internet, bandwidth yang makin murah, membuat orang makin mudah berkomunikasi dan berkolaborasi dengan cara yang semakin efisien. Penerapan teknologi informasi yang semakin meluas ini menekan kesalahan manusia, menekan biaya produksi, meningkatkan kualitas sampai pada tingkatan yang luar biasa.

Ilmu logistik akhirnya berkembang menjadi satu mata rantai pasokan, dengan pendekatan secara sistem yang integral, yang meliputi Gudang Penyimpanan, Transporasi, Inventory, Pemesanan Barang, dan Jumlah Barang. Kelima komponen tadi harus dioptimalkan secara keseluruhan. Optimalisasi secara individual tidak disarankan karena bisa membuat sistem secara keseluruhan menjadi tidak optimal (atau mahal). Misalnya untuk menekan biaya produksi kita coba pindahkan gudang penyimpanan ke tempat lain yang lebih murah. Tapi mungkin ini akan berakibat ongkos transport yang lebih mahal, dan sebagainya.

2.2  Pengertian manajemen rantai pasokan (Supply Chain Management)

Manajemen rantai pasokan (supply chain management) adalah pengintegrasian aktivitas pengadaan bahan dan pelayanan, pengubahan menjadi barang setengah jadi dan produk akhir, serta pengiriman ke pelanggan. Tujuannya adalah untuk membangun sebuah rantai pasokan yang memusatkan perhatian untuk memaksimalkan nilai bagi pelanggan. Kunci bagi manajemen rantai pasokan yang efektif adalah menjadikan para pasokan sebagai “mitra” dalam strategi perusahaan untuk memenui pasar yang selalu berubah (Heizer and Render, 2005:4)

Indrajit dan Djokopranoto dalam Qolbi Isnanto (2009:3) mengungkapkan Supply chain management (SCM) adalah suatu sistem tempat organisasi menyalurkan barang produksi dan jasanya kepada para pelanggannya. Rantai ini juga merupakan jaringan dari berbagai organisasi yang saling berhubungan dan mempunyai tujuan yang sama, yaitu sebaik mungkin menyelenggarakan pengadaan atau barang tersebut, istilah supply chain meliputi juga proses perubahan barang tersebut, misalnya dari barang mentah menjadi barang jadi. Manajemen rantai pasok merupakan integrasi aktivitas-aktivitas yang berawal dari pengadaan barang dan jasa, mengubah bahan baku menjadi barang dalam proses dan barang jadi, serta mengantarkan barang-barang tersebut kepada para pelanggannya dengan cara yang efisien. Dalam definisi tersebut, secara umum pemahaman rantai pasok akan mengandung makna terjadinya aliran material dari awal sampai ke konsumen dengan memperhatikan faktor ketepatan waktu, biaya, dan jumlah produknya.

Dalam definisi operasional pengertian rantai pasok terdapat tiga aspek yang perlu diperhatikan yaitu berikut ini :

  1. Manajemen rantai pasok adalah suatu pendekatan yang digunakan untuk mencapai pengintegrasian yang efisien dari supplier, manufacturer, distributor, retailer, dan customer
  2. Manajemen rantai pasok mempunyai dampak terhadap pengendalian biaya
  3. Manajemen rantai pasok mempunyai peranan penting dalam meningkatkan kualitas pelayanan perusahaan kepada pelanggan

Untuk mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, pertama-tama yang harus diketahui adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada, mulai dari yang pertama sampai yang terakhir. Misalnya, rantai pasok dari pabrik kertas adalah dimulai dari hutan kayu sebagai penghasil bahan baku, bahan penolong, peralatan, dan pasokan lain yang terlibat. Di samping itu, perlu juga diketahui berbagai sifat pergerakan rantai pasok untuk berbagai persediaan. Maksud dari persediaan adalah beberapa jenis barang yang disimpan di gudang yang mempunyai sifat pergerakan yang agak berbeda satu sama lain sehingga panjang-pendeknya rantai pasok juga berbeda tergantung dari metode pemenuhan bahan baku maupun metode inventory yang dipilih oleh pelaku bisnisnya.

Terdapat beberapa jenis persediaan, yaitu sebagai berikut:

  1. Bahan baku (raw materials)
  2. Barang setengah jadi (work in process product)
  3. Barang komoditas (commodity)
  4. Barang proyek

Keberhasilan manajemen rantai pasok memerlukan:

  1. Dukungan sumber daya manusia, kepemimpinan dan komitmen untuk berubah
  2. Memahami sejauh mana perubahan yang diperlukan
  3. Menyetujui visi dan proses inti manajemen rantai pasok
  4. Komitmen pada perlunya sumber daya dan kekuasaan atau wewenang untuk mencapai tujuan yang telah ditetapkan

Proses-proses bisnis inti manajemen rantai pasok meliputi berikut ini.

  1. Customer Relationship Management (CRM)
  2. Customer Service Management (CSM)
  3. Demand Management
  4. Customer Demand Fulfillment
  5. Manufacturing Flow Management
  6. Procurement
  7. Pengembangan Produk dan Komersialisasi
  8. Return
  • Kinerja manajemen rantai pasokan

Mengelola aliran barang dan jasa dalam rantai pasok, yang harus diketahui pertama-tama adalah gambaran sesungguhnya dan lengkap mengenai seluruh mata rantai yang ada. Beberapa hal yang dijadikan pertimbangan dalam pengelolaan rantai pasok adalah sebagai berikut:

  1. Sasaran Lingkup Pasar (Market Coverage Objectives)
  2. Perilaku Pembelian Pelanggan (Customer Buying Behavior)
  3. Tipe Distribusi
  4. Distribusi intensif
  5. Distribusi selektif
  6. Distribusi eksklusif

Perancangan aliran rantai pasok akan semakin kompleks saat pelaku masing-masing tahap rantai pasok mempunyai pelaku tambahan, misalnya distributor mempunyai sub distributor untuk daerah tertentu. Dengan demikian, pola pikir perancangan aliran rantai pasok juga harus mempertimbangkan kompleksitasnya, terutama dalam melakukan kontrol secara efektif sehingga akan didapatkan suatu alir produk yang dapat dimonitor dengan baik dari pengadaan bahan baku sampai pada penyerahan produk ke pelanggan. Untuk itulah, terkait dengan karakteristik produk terdapat sembilan karakteristik produk yang seharusnya dianalisis oleh perancang :

  1. Nilai Produk (The Product’s Value)
  2. Dasar-dasar Teknis Produk (The Techicality of the product)
  3. Tingkat Dukungan Pasar (The Degree of Market Acceptance)
  4. Tingkat Kemampuan Substitusi (The Degree of Substitutability)
  5. Bulk Produk (The Product’s Bulk)
  6. Kemampuan jangka panjang produk (The Product’s Perishability)
  7. Tingkat Konsentrasi pasar (The Degree of Market Concentration)
  8. Musiman (Seasonality)
  9. Batas Kedalaman dan Kelebaran Lini Produk (The Width and Depth of The Product Line)

Kinerja manajemen rantai pasok adalah semua aktivitas pemenuhan permintaan konsumen yang dinyatakan secara kuantitatif. Hasil akhirnya adalah angka atau persentase dari aktivitas pemenuhan permintaan pelanggan oleh perusahaan

Tujuan dari pengukuran kinerja adalah:

  1. Untuk menciptakan proses penyampaian (delivery) secara fisik (barang mengalir dengan lancar dan persediaan tidak terlalu tinggi)
  2. Melakukan stream lining information flow (adanya aliran informasi di antara tiap-tiap channel)
  3. Cash flow yang baik pada setiap channel dalam rantai pasok

Aliran material dalam rantai pasok juga sering kali dikaitkan dengan berbagai macam pengukuran keuangan perusahaan. Namun, pengukuran persediaan dapat dibagi menjadi tiga bentuk dasar, yaitu nilai agregat rata-rata persediaan, minggu pasokan, dan perputaran persediaan. Nilai agregat rata-rata persediaan adalah nilai total seluruh item yang tersimpan dalam persediaan. Minggu pasokan adalah penilaian persediaan yang diperoleh dengan cara membagi rata-rata nilai agregat persediaan berdasarkan penjualan per minggu berdasar biaya (at cost). Perputaran persediaan adalah penghitungan persediaan yang diperoleh dengan membagi penjualan tahunan (berdasar biaya) dengan nilai agregat rata-rata persediaan selama satu tahun.

  • Aktivitas Rantai Pasokan

Terdapat empat aktivitas utama dalam rantai pasokan yaitu perencanaan (plan), sumber (source), membuat (make/assemble), dan pengiriman (deliver) (Gunasekaran et al, 2004:344). Klapper et al (1999:3-4) menyebut keempat aktivitas ini sebagai fungsi, yang memiliki definisi sebagai berikut:

  1. Perencanaan (plan): Proses yang memyeimbangkan permintaan dan penawaran agregat untuk membangun jalan terbaik dari tindakan yang memenuhi aturan bisnis yang ditetapkan
  2. Sumber (source): Proses yang melakukan pengadaan barang dan jasa untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau actual
  3. Membuat (make): Proses yang mengubah barang ke tahap penyelesaian untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau actual
  4. Pengiriman (deliver): Proses yang menyediakan barang jadi dan jasa, termasuk manajemen pemesanan, manajemen transportasi, dan manajemen gudang, untuk memenuhi kebutuhan yang direncanakan atau aktual

Menurut Heizer and Render (2005:4) manajemen rantai pasokan mencakup aktivitas untuk menentukan:

  1. Transportasi ke vendor
  2. Pemindahan uang secara kredit dan tunai
  3. Para pasokan
  4. Bank dan distributor
  5. Utang dan piutang usaha
  6. Pergudangan dan tingkat persediaan
  7. Pemenuhan pesanan
  8. Berbagi informasi pelanggan, prediksi, dan produksi

 

 

  • Strategi Rantai Pasokan

Menurut Heizer and Render (2005:9-13) perusahaan harus memutuskan suatu strategi rantai pasokan dalam memperoleh barang dan jasa dari luar. Beberapa strategi tersebut antara lain:

  1. Banyak Pasokan

Dengan strategi banyak pasokan, pasokan menanggapi permintaan dan spesifikasi permintaan penawaran, dengan pesananyang umumnya akan jatuh ke pihak yang memberikan penawaran rendah.

  1. Sedikit Pasokan

Strategi yang memiliki sedikit pasokan mengimplikasikan bahwa daripada mencari atribut jangka pendek, seperti biaya rendah, pembeli lebih ingin menjalin hubungan jangka panjang dengan pasokan yang setia. Penggunaan pasokan yang hanya sedikit dapat menciptakan nilai dengan memungkinkan pasokan memiliki skala ekonomi dan kurva belajar yang menghasilkan biaya transaksi dan biaya produksi yang lebih rendah.

  1. Integrasi Vertikal

Integrasi vertikal mengembangkan kemampuan untk memproduksi barang atau jasa yang sebelumnya dibeli atau membeli perusahaan pasokan atau distributor. Integrasi vertikal dapat mengambil bentuk integrasi maju atau mundur. Integrasi mundur menyarankan perusahaan untuk membeli pasokannya. Integrasi maju menyarankan produsen komponen untuk membuat produk jadi.

  1. Jaringan Keiretsu

Keiretsu merupakan sebuah istilah bahasa Jepang untuk menggambarkan para ng menjadi bagian dari sebuah perusahaan.Anggota keiratsu dipastikan memiliki hubungan jangka panjang dan karenanya diharapkan dapat berperan sebagai mitra yang memberikan keahlian teknis da kestabilan mutu produksi.

  1. Perusahaan Virtual

Perusahaan yang mengandalkan beragam hubungan pasokan untuk menyediakan jasa atas permintaan yang diinginkan. Juga dikenal sebagai korporasi berongga atau perusahaan jaringan.

  • Permasalahan dan Peluang dalam Rantai Pasokan yang Terintegrasi

Tiga pemasalah merumitkan pengembangan rantai pasokan yang efisien da terintegrasi yaitu optimasi lokal, intensif, dan lot besar (Hezer and Render, 2005:15)

  1. Optimasi Lokal

Anggota rantai pasokan harus memusatkan perhatian untuk memaksimalkan keuntungan lokal atau meminimalkan biaya langsung berdasarkan pada pengetahuan mereka yang terbatas. Sedikit kenaikan atau penuruna permintaan iasanya diatasi secara berlebihan, karena tidak ada seorang pun yang ingin memiliki persediaan yang mengalami kekosongan stok atau berlebihan.

  1. Insentif (Insentif Penjualan, Potogan karena Kuantitas, dan Promosi)

Insentif memasukkan barang dagangan ke rantai pasokan untuk penjualan yang belum terjadi. Hal ini menimbulkan fluktuasi yang mahal bagi semua anggota rantai.

  1. Lot Besar

Sering terjadi penyimpangan dalam lot besar sebab hal ini cenderung mengurangi biaya per unit. Manajer logistik inginmengirimkan lot besar, terutama dengan truk yang penuh dengan muatan, dan manajer produksi menginginkan produksi berjalan jangka panjang. kedua hal ini menurunkan biaya per unit, namun gagal menunjukkan penjualan yang nyata.

Terdapat beberapa peluang dalam rantai pasokan yang terintegrasi. Peluang untuk manajemen yang efektif dalam rantai pasokan meliputi 10 hal berikut (Heizer and Render, 2005:16-19)

  1. Data “Pull” yang Akurat

Data pull yaitu data penjualan yang menganjurkan transaksi untuk “menarik” produk melalui rantai pasokan.

  1. Pengurangan Ukuran Lot

Kurangi ukuran lot dengan manajemen yang agresif. Hal ini meliputi (1) membuat pengiriman yang ekonomis, yang kurang dari lot muatan truk; (2) menyediakan potongan harga berdasarkan pada volume tahunan total, bukannya pada ukuran pengiriman individu; dan (3) mengurangi ongkos pemesanan melalui teknik tertentu seperti pesanan tetap dan berbagai bentuk pembelian elektronik.

  1. Kontrol Satu Tahap Pengisian Kembali

Menunjuk satu anggota dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan sebagai penanggung jawab untuk mengawasi dan mengatur persediaan dalam rantai pasokan berdasarkan “pull’ dari pelanggan.

  1. Persediaan yang Dikelola Vendor

Penggunaan pasokan lokal untuk menjaga persediaan bagi produsen untuk menjaga persediaan bagi produsen atau pedagang eceran.

  1. Penangguhan

Menunda modifikasi atau penyesuaian apa pun pada produk selama mungkin dalam proses produksi.

  1. Perakitan Saluran

Menangguhkan perakitan akhir sebuah produk sehingga saluran distribusi dapat merakitnya. Dengan strategi ini, persediaan barang jadi dikurangi karena dibuat untuk peramalan yang lebih singkat dan akurat.

  1. Drop Shipping dan Pengemasan Khusus

Pengiriman langsung dari pasokan ke konsumen, dan bukan dari penjual, yang menghemat waktu dan biaya pengiriman ulang.

  1. Blanked Order

Sebuah komitmen kesanggupan pembelian jangka panjang bagi suatu pasokan untuk barang yang akan dikirim berdasarkan dokumen pelepasan jangka pendek.

  1. Standarisasi

Mengurangi banyaknya variasi dalam komponen dan material untuk membantu mengurangi biaya.

  1. Pemesanan Elektronik dan Pemindahan Dana

Pemesanan elektronik dan pemindahan dana mengurangi transaksi dengan menggunkan kertas. Departemen pembelian dapat mengurangi banyaknya pekerjaan ini denganmenggunakan pemesanan secara elektronik untuk membayar unit yang diterima. Pemesana elektronik tidak hanya dapat mengurangi pekerjaan administrasi, tetapi juga mempercepat siklus pembelian tradisonal yang panjang.

Tahap-tahap dalam pembuatan keputusan rantai pasokan:

  1. Strategi atau rancangan rantai pasokan.

Selama tahap ini memberikan rencana pemasaran dan penentuan harga bagi produk, perusahaan memutuskan bagaimana struktur rantai pasokan pada beberapa tahun ke depan.

  1. Perencanaan rantai pasokan.

Keputusan yang dibuat selama tahap ini kerangka waktu yang dipertimbangkan adalah seperempat tahun. Susunan rantai pasokan ditentukan fase strategic yang telah pasti. Susunan ini menentukan hambatan yang ada. Keberhasilan perencanaan untuk memaksimumkan surplus rantai pasokan yang dapat dihasilkan dengan perencanaan memberikan hambatan yang timbul selama fase design atau strategic.

 

  1. Operasi rantai pasokan

Waktu yang digunakan disini adalah mingguan atau harian, dan selama fase ini perusahaan membuat keputusan berdasarkan order pelanggan individual.

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

BAB III

PENUTUPAN

  • Kesimpulan

Rantai pasokan mencakup semua bagian diantaranya suppliers, produsen, distributor dan pelanggan, baik secara langsung maupun tidak langsung dalam memenuhi permintaan pelanggan. Rantai pasokan meliputi tidak hanya pada pembuat dan suppliers tetapi juga pengangkut, gudang, pengecer, dan bahkan pelanggan itu sendiri.

Pada tiap-tiap organisasi seperti perusahaan manufaktur, rantai pasokan meliputi seluruh fungsi-fungsi yang terlibat dalam penerimaan dan pengisian permintaan pelanggan. Fungsi ini termasuk, tetapi tidak dibatasi, perkembangan produk baru, pemasaran, operasi, distribusi, keuangan, dan customer service. Rantai pasokan merupakan hal yang dinamis dan melibatkan aliran informasi yang konstan, produk, dan keuangan antar tingkat-tingkat yang berbeda. Pada kenyataannya, tujuan utama dari berbagai rantai pasokan adalah memenuhi kebutuhan pelanggan dan dalam prosesnya, menghasilkan keuntungan bagi dirinya sendiri.

DAFTAR PUSTAKA

https://aisgyfterdotcom.wordpress.com/manajemen-rantai-pemasok-supply-chain-management/

http://justmerisa.blogspot.com/2010/12/supply-chain-management-manajemen.html

http://yayan-industri.blogspot.com/2009/12/manajemen-rantai-pasoksupply-chain.html

Prinsip-prinsip manajemen operasi : Barry Render , Jay Heizer

Penerbit Salemba Empat

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Makalah Manajemen Operasi (Manajemen Pengendalian Mutu)

BAB I

PENDAHULUAN

 Latar Belakang

Perusahaan pada hakekatnya terdiri dari kumpulan orang-orang dan peralatan operasionalnya. Sehingga upaya pencapaian tujuan dalam memaksimalkan keuntungan dan berhasil atau tidaknya suatu misi perusahaan untuk mencapai tujuan atau pengendalian mutu oleh individu-individu yang menjalankan manajemen yang dilaksanakan perusahaan.

Masalah manajemen itu akan selalu ada bila perusahaan masih menjalankan manajemen pengendalian mutu yang tidak baik. Jadi manajemen pengendalian mutu sangat penting bagi seorang manajer dalam menentukan otoritas tertinggi untuk mengerakkan karyawan. Agar dapat melakukan aktivitas atau bekerja secara efektif bagi perusahaan demi tercapainya tujuan yang telah ditentukan. Seorang manajer dalam menggerakkan orang-orang untuk mendapatkan sesuatu haruslah mempunyai ilmu pengetahuan dan seni, agar orang mau melakukannya. Untuk itulah diperlukan suatu wadah yang dapat menghimpun setiap orang, wadah itulah yang disebut dengan organisasi.

Perusahaan yang mempunyai pengendalian mutu yang baik dan teratur kemunginan besar tidak akan mengalami hambatan-hambatan dalam mengerjakan tugasnya dengan efektif. Dan begitu pula sebaliknya bila perusahaan tidak mempunyai organisasi yang baik dan teratur. Sehingga dalam melaksanakan tugas dan pekerjaan yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan akan mengalami hambatan. Hal ini disebabkan oleh tidak adanya rasa tanggung jawab dalam melaksanakan tugas yang diberikan oleh pimpinan kepada bawahan.

Rumusan masalah

  1. Apa yang dimaksud dengan definisi manajemen ?
  2. Sebutkan fungsi manajemen ?
  3. Sebutkan prinsip dan tingkatan manajemen ?
  4. Apa yang dimaksud dengan definisi mutu ?
  5. Sebutkan konsep mutu ?
  6. Sebutkan dimensi mutu ?
  7. Apa yang dimaksud dengan manajemen pengendalian mutu ?
    • Tujuan
  8. Mengetahui definisi manajemen
  9. Mengetahui fungsi manajemen
  10. Mengetahui prinsip dan tingkatan manajemen
  11. Mengetahui definisi mutu
  12. Mengetahui konsep mutu
  13. Mengetahui dimensi mutu
  14. Mengetahui manajemen pengendalian mutu


BAB II

PEMBAHASAN

 2.1 Definisi manajemen

  1. Pengertian manajemen ditinjau dari segi (art)

Pengertian manajemen ditinjau dari segi seni dikemukakan oleh Mary Parker Follet. Follet berpendapat bahwa pengertian manajemen ialah seni (art) dalam menyelesaikan pekerjaan (duty) orang lain.

  1. Pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan

Pengertian manajemen ditinjau dari segi ilmu pengetahuan dikemukakan oleh Luther Gulick. Gulick mengatakan bahwa pengertian manajemen adalah bidang pengetahuan yang berusaha secara sistematis untuk memahami mengapa dan bagaimana manusia bekerja sama untuk menghasilkan sesuatu yang bermanfaat bagi kemanusiaan.

  1. Pengertian Manajemen ditinjau dari segi proses

Pengertian manajemen ditinjau dari segi proses menurut James A.F. Stoner. Stoner berpendapat bahwa definisi manajemen adalah proses perencanaan (planning), pengorganisasian (organizing), kepemimpinan (leadership) dan pengawasan (mengendalikan /controlling) kegiatan anggota dan tujuan penggunaan organisasi yang sudah ditentukan.

2.2 Fungsi manajemen

Sumber daya manajemen (6M)

Secara umum, ada empat fungsi manajemen yang sering orang menyebutnya “POAC”, yaitu Planning, Organizing, Actuating, dan Controlling. Dua fungsi yang pertama dikategorikan sebagai kegiatan mental sedangkan dua berikutnya dikategorikan sebagai kegiatan fisik. Suatu manajemen bisa dikatakan berhasil jika keempat fungsi di atas bisa dijalankan dengan baik. Kelemahan pada salah satu fungsi manajemen akan mempengaruhi manajemen secara keseluruhan dan mengakibatkan tidak tercapainya proses yang efektif dan efisien.

  1. Fungsi perencanaan ( planning )
  2. Fungsi pengorganisasian ( Organizing )
  3. Fungsi pengarahan dan implementasi ( actuating )
  4. Fungsi pengawasan dan pengendalian ( controling )

2.3     Prinsip manajemen

Prinsip-prinsip dalam manajemen bersifat lentur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut Henry Fayol, seorang pencetus teori manajemen yang berasal dari Perancis, prinsip-prinsip umum manajemen ini terdiri dari :

1.      Pembagian kerja (division of work)

2.      Wewenang dan tanggung jawab (authority and responsibility)

3.      Disiplin (discipline)

4.      Kesatuan perintah (unity of command)

5.      Kesatuan pengarahan (unity of direction)

6.      Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri (subordination of individual interests to the general interests)

7.      Pembayaran upah yang adil (renumeration)

8.      Pemusatan (centralisation)

9.   Hirarki (hierarchy)

10.  Tata tertib (order)

11.  Keadilan (equity)

12.  Stabilitas kondisi karyawan (stability of tenure of personnel)

13.  Inisiatif (Inisiative)

14.  Semangat kesatuan (esprits de corps)

TINGKATAN MANAJEMEN

 Pada organisasi berstruktur tradisional, manajemen sering dikelompokan menjadi manajemen puncak, manajemen tingkat menengah, dan manajemen lini pertama (biasanya digambarkan dengan bentuk piramida, di mana jumlah karyawan lebih besar di bagian bawah daripada di puncak).

Manejemen lini pertama (first-line management), dikenal pula dengan istilah manajemen operasional, merupakan manajemen tingkatan paling rendah yang bertugas memimpin dan mengawasi karyawan non-manajerial yang terlibat dalam proses produksi. Mereka sering disebut penyelia (supervisor), manajer shift, manajer area, manajer kantor, manajer departemen, atau mandor (foreman).

Manajemen tingkat menengah (middle management) mencakup semua manajemen yang berada di antara manajer lini pertama dan manajemen puncak dan bertugas sebagai penghubung antara keduanya. Jabatan yang termasuk manajer menengah di antaranya kepala bagian, pemimpin proyek, manajer pabrik, atau manajer divisi.

Manajemen puncak (top management), dikenal pula dengan istilah executive officer, bertugas merencanakan kegiatan dan strategi perusahaan secara umum dan mengarahkan jalannya perusahaan. Contoh top manajemen adalah CEO (Chief Executive Officer), CIO (Chief Information Officer), dan CFO (Chief Financial Officer).

Meskipun demikian, tidak semua organisasi dapat menyelesaikan pekerjaannya dengan menggunakan bentuk piramida tradisional ini. Misalnya pada organisasi yang lebih fleksibel dan sederhana, dengan pekerjaan yang dilakukan oleh tim karyawan yang selalu berubah, berpindah dari satu proyek ke proyek lainnya sesuai dengan permintaan pekerjaan.

Pengertian mutu

Mutu  merupakan suatu kondisi dinamis yang berhubungan dengan  produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan yang memenuhi atau melebihi harapan. Difinisi konvensional dari kualitas  biasanya menggambarkan karakteristik langsung dari suatu produk, seperti performansi, keandalan, mudah dalam penggunaan dan estetika.

Meskipun tidak ada difinisi yang bisa diterima secara universal mengenai kualitas, namun dasar pengertiannya terdapat persamaan yaitu dalam unsurnya sebagai berikut :

  1. Kualitas/mutu meliputi usaha memenuhi atau melebihi harapan pelanggan.
  2. Kualitas/mutu mencakup produk, jasa, manusia, proses dan lingkungan.
  3. Kualitas merupakan suatu kondisi yang selalu berubah (misalnya apa yang dianggap merupakan kualitas saat ini mungkin dianggap kurang berkualitas pada masa mendatang).

Ada 2 keuntungan yang dicapai dengan menghasilkan produk atau pelayanan bermutu.

Pertama, Peningkatan Pasar (Market Gain)

Mutu produk atau pelayanan yang meningkat akan membuat produk (baik barang maupun jasa) tersebut makin dikenal sehingga  permintaan pasar meningkat dan keuntungan perusahaan juga meningkat. sebuah kitchen/wardrobe yang bagus desainnya sekaligus tahan lama akan makin banyak dikenal dan dicari orang. demikian juga rumah sakit atau bank yang memberikan pelayanan yang baik kepada pasien atau nasabahnya akan makin didatangi orang yang membutuhkan jasanya.

Kedua Penghematan Biaya (Cost Saving)

Mutu produk yang meningkat akan menurunkan biaya produksi atau service. cacat  produk tentu akan mengakibatkan penggantian ulang (rework) yang membutuhkan tambahan biaya material, biaya tenaga kerja, listrik,dll, yang mengurangi keuntungan perusahaan.

 

  • Konsep mutu

Konsep mutu menurut ISO 9000:2000 didefinisikan sebagai karakterristik yang melekat pada produk yang mencukupi persyaratan atau keinginan.karateristik produk diantarnya terdiri dari (Suardi,2003:3) :

  1. Karakteristik fisik, seperi handphone,mobil,dan rumah.
  2. Karakteristik prilaku, seperti rumah sakit dan perbankan
  3. Karakteristik sensori, seperti minuman dan makanan.

Jadi secara umum mutu dapat disimpulkan sebagai berikut :

  1. Mutu mencakup usaha untuk memenuhi harapan dari pelanggan
  2. Mutu mencakup produk,jasa,proses dan lingkungan.
  3. Mutu merupakan kondisi yang selalu berubah.
  • Alasan memproduksi barang berkualitas

Ada 3 alasan memproduksi produk berkualitas :

Produk berkualitas prima memang akan lebih atraktif bagi konsumen, bahkan akhirnya dapat meningkatkan volume penjualan. Tetapi lebih dari itu,  produk berkualitas mempunyai aspek penting lain, yakni:

Pertama :

Konsumen yang membeli produk  berdasarkan mutu, umumnya mereka mempunyai loyalitas  produk yang besar dibandingkan dengan konsumen yang membeli berdasarkan orientasi harga. Normalnya,  konsumen berbasis mutu akan selalu membeli produk tersebut sampai saat produk tersebut membuat dia merasa tidak puas karena adanya produk lain  yang lebih bermutu. Tetapi selama produk semula masih selalu  melakukan perbaikan mutu (quality improvement) dia akan tetap setia dengan tetap membelinya. Berbeda dengan konsumen berbasis harga, dia akan mencari produk yang harganya lebih murah, apapun mereknya.  Jadi konsumen terakhir tersebut tidak mempunyai loyalitas produk.

Kedua :

 Bersifat kontradiktif dengan cara berfikir bisnis tradisional, ternyata bahwa memproduksi barang  bermutu tidak secara otomatis lebih mahal dengan memproduksi barang bermutu rendah. Banyak perusahaan menemukan (discovery) bahwa memproduksi produk  bermutu tidak harus berharga lebih mahal. Mengapa? Fakta menunjukkan, bahwa cara (methods)  berproduksi untuk menghasilkan produk bermutu tinggi secara simultan meningkatkan produktivitas, antara lain mengurangi penggunaan bahan (reduce materials usage) dan mengurangi biaya. Misalnya diberikan contoh  dua ibu rumah tangga masing masing mendapat pesanan membuat kue donat 5000 buah yang harus diserahkan besok pagi pukul 10.00. Keduanya ahli membuat kue. Bedanya yang satu memakai mixer tradisional (dikocok dengan manual) sedangkan yang satu menggunakan mixer listrik. Juga ovennya, yang satu dengan oven tradisional, sedangkan yang lain dengan oven listrik.  Soal kecepatan, artinya produktivitas  per satuan waktu tentunya, alat modern (yang harganya lebih mahal) akan lebih cepat berproses produksi. Hasilnyapun, akan lebih bermutu, harga jualpun mungkin lebih murah (competitive), karena tidak perlu mengeluarkan upah tenaga kerja yang lebih banyak (baik untuk mengaduk adonan) maupun untuk ’menjaga’ oven yang otomatis.

 

 

Ketiga:

Menjual barang tidak bermutu, kemungkinan akan banyak menerima keluhan dan pengembalian barang dari konsumen. Atau biaya untuk memperbaikinya. (after sales services) menjadi sangat besar, selain memperoleh citra tidak baik. Belum lagi kecelakaan ydiderita oleh konsumen  akibat pemakaian produk yang bermutu rendah. Konsumen tersebut mungkin akan menuntut ganti rugi melalui pengadilan.

2.7  Manajemen Pengendalian Mutu

Dalam rekayasa dan manufaktur, pengendalian mutu atau pengendalian kualitas melibatkan pengembangan sistem untuk memastikan bahwa produk dan jasa dirancang dan diproduksi untuk memenuhi atau melampaui persyaratan dari pelanggan. Sistem-sistem ini sering dikembangkan bersama dengan disiplin bisnis atau rekayasa lainnya dengan menggunakan pendekatan lintas fungsional. ISO 9000 dan TQM (Total Quality Management) adalah contoh standar dan pendekatan yang digunakan untuk pengendalian mutu. Beberapa teknik telah dikembangkan untuk memelihara pengendalian mutu.

Diantaranya adalah pemeriksaan total, mengecek noda, pengendalian mutu secara statis, dan nol cacat. Sebagai teknik pengendalian mutu, pemeriksaan total melibatkan kelengkapan dan pemeriksaan total pekerjaan yang diproduksi oleh masing-masing karyawan untuk menentukanya atau tidaknya standar mutu minimum telah dicapai.Jika bukan, ukuran mengoreksi barangkali akan diambil. Pemeriksaan Total diinginkan untuk tertentu jenis pekerjaan ketatausahaan. Seperti contoh yang umum pemeriksaan total adalah koreksi cetakan pekerjaan diketik. Lain contoh pekerjaan ketatausahaan yang sering menerima total pemeriksaan adalah verifikasi kalkulasi seperti ilmu hitung penting dan hasil menyusun data statistik. Oleh karena itu sifat alami beberapa bentuk pekerjaan ketatausahaan, pemeriksaan total mungkin tidak perlu

  1. Perencanaan standar mutu

Meliputi proses identifikasi kebutuhan masyarakat sasaran secara objektif dan setepat mungkin serta mewujudkannya dalam program. Dengan demikian, kegiatan yang akan dilakukan hendaknya didahului dengan survei langsung terhadap permasalahan di masyarakat. Dari hasil survei dan masukan-masukan masyarakat, direncanakan kegiatan, target sasaran dan kualitas kegiatan pengabdian.

  1. Pengendalian mutu

Adalah pelaksanaan langkah-langkah (prosedur) yang telah direncanakan agar terkendali dan taat prosedur, sehingga semua berlangsung sebagaimana mestinya. Setiap item kegiatan harus taat prosedur dan perubahan item kegiatan dilakukan setelah evaluasi yang cermat. Dengan demikian mutu kegiatan yang direncanakan tercapai dan terjamin.

  1. Peningkatan mutu kegiatan

Meliputi evaluasi untuk menemukan kelemahan dan permasalahan dari informasi sebelumnya, yakni perencanaan standar mutu, pengendalian mutu, dan informasi tentang implementasi di lapangan. Dari hasil evaluasi, kemudian direncanakan standar mutu dan metode pengendalian mutu yang baru. Keberhasilan penjaminan mutu dapat diukur dari indikator-indikator sebagai berikut:

1). Relevansi, yakni kegiatan pengabdian dengan kebutuhan masyarakat pengguna yang menjadi target kegiatan.

2). Efisiensi, yakni kehematan penggunaan sumber daya dana, tenaga, waktu, untuk produksi dan penyajian jasa pengabdian yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.

3). Efektivitas, yakni kesesuaian perencanaan dengan hasil yang dicapai, atau ketepatan sistem, metode, dan prosedur yang digunakan untuk menghasilkan jasa yang direncanakan.

4). Akuntabilitas, yakni dapat tidaknya kinerja dan jasa tersebut dipertanggungjawabkan.

5). Kreativitas, yakni kemampuan lembaga mengadakan inovasi, pembaharuan, atau menciptakan sesuatu yang sesuai dengan perkembangan zaman, termasuk kemampuan evaluasi diri.

6). Empati, yakni kemampuan para pengelola pengabdian memberikan pelayanan sepenuh dan setulus hati kepada semua khalayak sasaran.

7). Ketanggapan, yakni kemampuan para pengelola kegiatan pengabdian memperhatikan dan memberikan respons terhadap keadaan serta kebutuhan masyarakat pengguna dengan cepat dan tepat.

8). Produktivitas, yakni kemampuan lembaga dan seluruh staf pengelola untuk menghasilkan jasa yang sesuai dengan kebutuhan masyarakat pengguna.

 

BAB III

PENUTUP

3.1 KESIMPULAN

Manajemen secara umum adalah suatu proses yang terdiri dari rangkaian kegiatan, seperti perencanaan, pengorganisasian, penggerakan dan pengendalian/ pengawasaan, yang dilakuakan untuk menentukan dan mencapai tujuan yang telah ditetapkan melalui pemanfaatan sumberdaya manusia dan sumberdaya lainnya. Sedangkan pengendalian mutu adalah semua fungsi atau kegiatan yang harus dilakukan untuk mencapai sasaran perusahaan dalam hal mutu barang atau jasa yang diproduksi.

Dalam hal ini pengendalian mutu melibatkan pengembangan system untuk memastikan bahwa produk dan jasa yang dirancang dan diproduksi telah memenuhi persyaratan dari pelanggan maupun produsen itu sendiri. Ada 4 bagian untuk menjadikan Pengendalian Mutu yang baik, antara lain :

  1. Sumber Daya Manusia ( SDA )
  2. Keuangan
  3. Produksi
  4. Pemasaran

 

DAFTAR PUSTAKA

http://putradaerahtanohsimalungun.blogspot.com/2011/02/manajemen-pengendalian-mutu.html

http://www.apapengertianahli.com/2014/11/pengertian-manajemen-menurut-para-ahli.html#_

http://id.wikipedia.org/wiki/Pengendalian_mutu

http://pri-a.blogspot.com/2013/01/v-behaviorurldefaultvmlo.html

 

Makalah Ekonomi Manajerial (Forecasting)

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Peramalan (forecasting) merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis. Bisa juga merupakan prediksi intuisi yang bersifat subjektif. Atau bisa juga dengan menggunakan kominasi model matematis yang disesuaikan dengan pertimbangan yang baik dari seorang manager.

Rumusan Masalah

  1. Apakah definisi dari peramalan?
  2. Berapakah jenis peramalan?
  3. Bagaimana tujuh langkah sistem pasokan?
  4. Apa sajakah pendekatan dalam peramalan?
    • Tujuan
  5. Mengetahui definisi dari peramalan
  6. Mengetahui jenis-jenis peramalan
  7. Mengetahui tujuh langkah sistem pasokan
  8. Megetahui pendekatan dalam peramalan

 

BAB II

PEMBAHASAN

  • Pengertian Peramalan (Forecasting)

Peramalan (forecasting) adalah seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.

Peramalan adalah tahapan introduction          growth        maturity       decline.

Peramalan biasanya diklasifikasikan berdasarkan horizon waktu masa depan yang dicakupnya. Horison waktu terbagi atas beberapa kategori :

  1. Peramalan jangka pendek,peramalan ini mencakup jangka waktu hingga 1 tahun tetapi umumnya kurang dari  bulan. Contoh: untuk merencanakan pembelian.
  2. Peramalan jangka menengah,umumnya mencakup hitungan bulanan hingga  3 tahun. Contoh: untuk merencanakan penjualan.
  3. Peramalan jangka panjang,umumnya untuk perencanan masa  3 tahun atau lebih. Contoh: untuk merencanakan produk baru.

Peramalan jangka menengah dan jangka panjang dapat di bedakan dari peramalan jangka pendek dengan melihat tiga hal :

  1. Peramalan jangka menengah dan jangka panjang berkaian dengan permasalahan yang lebih menyeluruh dan mendukung keputuan manajemen yang berkaitan dengan perencanaan produk, pabrik dan proses. Misalnya keputusanakan fasilitas pabrik seperti membuka pabrik atau gedung baru.
  2. Peramalan jangka pendek biasanya menerapkan metodologi yang berbeda di bandingkan peramalan jangka panjang.
  3. Peramalan jangka pendek cenderung lebih tepat dibandingkan peramalan jangka panjang. Faktor-faktor yang mempengaruhi perubahan permintaan berubah setiap hari. Dengan demikian, sejalan dengan semakin panjangnya horizon waktu, ketepatan peramalan seseorang cenderung semakin berkurang. Peramalan penjualan harus diperbaharui secara berkala untuk menjaga nilai dan integritasnya. Peramalan harus selalu dikaji ulang dan direvisi pada setiap akhir periode penjualan.

Faktor lain yang harus dipertimbangkan saat membuat ramalan penjualan, terutama peramalan penjualan jangka panjang adalah siklus hidup produk. Penjualan produk dan bahkan jasa, tidak terjadi pada tingkat yang konstan sepanjang hidupnya. Hampir semua produk yang berhasil melalui empat tahapan :  -perkenalan, -pertumbuhan, -kematangan dan -penurunan.

  • Jenis Peramalan

Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan :

  1. Peramalan Ekonomi(economic forecast) menjelaskan siklus bisnis dengan memprediksi tingkat inflasi, ketersediaan uang, dana yang dibutuhkan untuk membangun perumahan dan indicator perencanaan lainnya.
  2. Peramalan Teknologi(technological forecast) memperhatikan tingkat kemajuan teknologi yang dapat meluncurkan produk baru yang menarik, yang membutuhkan pabrik dan peralatan baru.
  3. Peramalan Permintaan(demand forecast) adalah proyeksi permintaan untuk produk atau layanan suatu perusahaan. Peramalan ini disebut juga peramalan penjualan, yang mengendalikan produksi, kapasitas, serta sistem penjadwalan dan menjadi input bagi perencanaan keuangan, pemasaran dan sumber daya manusia.

Peramalan yang baik sagat penting dalam semua aspek bisnis : peramalan merupakan satu-satunya prediksi atas permintaan hingga permintaan yang sebenarnya diketahui. Peramalan permintaan mengendalikan keputusan dibanyak bidang. Berikut ini akan diahasa dampak peramalan produk pada tiga aktivitas :

  1. Sumber Daya Manusia

Mempekerjakan, melatih dan memberhentikan pekerja, semua tergantung pada permintaan.

Kapasitas

Saat kapasitas tidak mencukupi, kekurangan yang diakibatkannya bisa berarti tidak terjaminnya pengiriman, kehilangan konsumen dan kehilangan pangsa pasar.

  1. Manajemen Rantai Pasokan

Hubungan yang baik dengan pemasok dan harga barang dan komponen yang bersaing, bergantung pada peramalan yang akurat. Sebagai contoh, manufaktur pembuat mobil yang menginginkan TRW Corp. menjamin keteresediaan kantung udara yang cukup, harus menyediakan ramalan yang akurat untuk membenarkan ekspansi pabrik TRW.

  • Tujuh Langkah Sistem Peramalan

Peramalan terdiri dari tujuh langkah dasar, yaitu sebagai berikut :

  1. Menetapkan tujuan peramalan
  2. Memilih unsur apa yang akan diramal
  3. Menentukan horizon waktu peramalan
  4. Memiliki tipe model peramalan
  5. Mengumpulkan data yang diperlukan untuk melakukan peramalan
  6. Membuat peramalan
  7. Memvalidasi dan menerapkan hasil peramalan
    • Pendekatan dalam Peramalan

Terdapat  dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan. Yang pertama adalah analisis kuantitatif dan yang kedua adalah analisis kualitatif.

  1. Metode Kuantitatif

Metode Peramalan Kuantitatif dapat dikelompokkan menjadi dua jenis, yaitu :

  1. Model seri waktu / metode deret berkala (time series) metode yang dipergunakan untuk menganalisis serangkaian data yang merupakan fungsi dari waktu,

Model Seri Waktu / Metode deret berkala, terbagi menjadi :

  1. Rata-rata bergerak (moving averages)
  • Rata-Rata Bergerak Sederhana (simple moving averages) : bermanfaat jika diasumsikan bahwa permintaan pasar tetap stabil
  • Rata-Rata Bergerak Tertimbang (weighted moving averages) : apabila ada pola atau trend yang dapat dideteksi, timbangan bisa digunakan untuk menempatkan lebih banyak tekanan pada nilai baru
  1. Penghalusan eksponensial (exponential smoothing)

Metode peramalan dengan menambahkan parameter alpha dalam modelnya untuk mengurangi faktor kerandoman. Istilah eksponensial dalam metode ini berasal dari pembobotan/timbangan (faktor penghalusan dari periode-periode sebelumnya yang berbentuk eksponensial.

Proyeksi trend (trend projection)

Metode proyeksi trend dengan regresi, merupakan metode yang dignakan baik untuk jangka pendek maupun jangka panjang. Metode ini merupakan garis trend untuk persamaan matematis.

  1. Model / metode kausal (causal/explanatory model),mengasumsikan variabel yang diramalkan menunjukkan adanya hubungan sebab akibat dengan satu atau beberapa variabel bebas (independent variable). Merupakan metode peramalan yang didasarkan kepada hubungan antara variabel yang diperkirakan dengan variabel lain yang mempengaruhinya tetapi bukan waktu. Dalam prakteknya jenis metode peramalan ini terdiri dari :
  2. Metode regresi dan kolerasi, merupakan metode yang digunakan baik untuk jangka panjang maupun jangka pendek dan didasarkan kepada persamaan dengan teknik least squares yang dianalisis secara statis.
  3. Model Input Output, merupakan metode yang digunakan untuk peramalan jangka panjang yang biasa digunakan untuk menyusun trend ekonomi jangka panjang.
  4. Model ekonometri, merupakan peramalan yang digunakan untuk jangka panjang dan jangka pendek.
  5. Metode Kualitatif

Metode kualitatif  umumnya bersifat subjektif, dipengaruhi oleh intuisi, emosi, pendidikan dan pengalamanseseorang. Oleh karena itu hasil peramalan dari satu orang dengan orang lain dapat berbeda. Meskipun demikian, peramalan kualitatif dapat menggunakan teknik/metode peramalan, yaitu :

  1. Juri dari Opini Eksekutif: metode ini mengambil opini atau pendapat dari sekelompok kecil manajer puncak/top manager (pemasaran, produksi, teknik, keuangan dan logistik), yang seringkali dikombinasikan dengan model-model statistik.
  2. Gabungan Tenaga Penjualan: setiap tenaga penjual meramalkan tingkat penjualan di daerahnya, yang kemudian digabung pada tingkat provinsi dan nasional untuk mencapai ramalan secara menyeluruh.
  3. Metode Delphi: dalam metode ini serangkaian kuesioner disebarkan kepada responden, jawabannya kemudian diringkas dan diberikan kepada para ahli untuk dibuat peramalannya. Metode memakan waktu dan melibatkan banyak pihak, yaitu para staf, yang membuat kuesioner, mengirim, merangkum hasilnya untuk dipakai para ahli dalam menganalisisnya. Keuntungan metode ini hasilnya lebih akurat dan lebih profesional sehingga hasil peramalan diharapkan mendekati aktualnya.
  4. Survai Pasar (market survey): Masukan diperoleh dari konsumen atau konsumen potensial terhadap rencana pembelian pada periode yang diamati. Survai dapat dilakukan dengan kuesioner, telepon, atau wawancara langsung.

Memantau Ramalan

  • Bila peramalan sudah selesai, yang paling adalah tidak melupakannya. Sangat jarang manajer yang ingin mengingat bila hasil ramalan mereka sangat tidak akurat, tetapi perusahaan perlu menentukan mengapa permintaan aktual (variabel yang diuji) secara signifikan berbeda dari yang diproyeksikan.
  • Salah satu cara untuk memantau peramalan guna menjamin keefektifannya adalah menggunakan isyarat arah.
  • Isyarat Arah (Tracking Signal): adalah pengukuran tentang sejauh mana ramalan memprediksi nilai aktual dengan baik
  • Isyarat Arah, dihitung sebagai jumlah kesalahan ramalan berjalan (running sum of the forecast error, RSFE) dibagi dengan deviasi absolut mean (MAD)

Prosedur Peramalan

Dalam melakukan peramalan terdiri dari beberapa tahapan khususnya jika menggunakan metode kuantitatif. Tahapan tersebut adalah:

  1. Mendefinisikan Tujuan Peramalan, misalnya peramalan dapat digunakan selama masa pra-produksi untuk mengukur tingkat dari suatu permintaan.
  2. Membuat diagram pencar (Plot Data), misalnya memplot demand versus waktu, dimana demand sebagai ordinat (Y) dan waktu sebagai axis (X).
  3. Memilih model peramalan yang tepat, melihat dari kecenderungan data pada diagram pencar, maka dapat dipilih beberapa model peramalan yang diperkirakan dapat mewakili pola tersebut.
  1. Melakukan Peramalan 
  1. Menghitung kesalahan ramalan (forecast error), keakuratan suatu model peramalan bergantung pada seberapa dekat nilai hasil peramalan terhadap nilai data yang sebenarnya. Perbedaan atau selisih antara nilai aktual dan nilai ramalan disebut sebagai “kesalahan ramalan (forecast error)” atau deviasi yang dinyatakan dalam:

et = Y(t) – Y’(t)

Dimana : Y(t)  = Nilai data aktual pada periode t

Y’(t) = Nilai hasil peramalan pada periode t

t       = Periode peramalan

Maka diperoleh Jumlah Kuadrat Kesalahan Peramalan yang disingkat SSE (Sum of Squared Errors) danEstimasi Standar Error (SEE – Standard Error Estimated)

SSE = S e(t)2 S[Y(t)-Y’(t)]2

  1. Memilih Metode Peramalan dengan kesalahan yang terkecil, apabila nilai kesalahan tersebut tidak berbeda secara signifikan pada tingkat ketelitian tertentu (Uji statistik F), maka pilihlah secara sembarang metode-metode tersebut.
  2. Melakukan Verifikasi, untuk mengevaluasi apakah pola data menggunakan metode peramalan tersebut sesuai dengan pola data sebenarnya.

  Metode Peramalan Lainnya

  • Metode Market Experiment (Percobaan Pasar)

Yaitu suatu cara untuk membuat peramalan permintaan dengan melakukan uji coba pada segmen atau bagian pasar tertentu. Uji coba dilakukan dengan memberikan perlakuan tertentu terhadap faktor-faktor yang mempengaruhi permintaan. Metode ini biasanya digunakan untuk produk baru atau produk yang mengalami inovasi atau pengembangan.

Contoh: Pada produk Rokok Halim diberikan kepada konsumen secara gratis selama 1 bulan di berbagai tempat untuk mengetahui respon konsumen terhadap produk tersebut atau memberi diskon saat produk ini launching. Setelah respon masyarakat bagus, lalu Hilam dijual secara bertahap yaitu Rp 2.500,00 lalu dijual secara stabil pada harga Rp 4.000,00 karena termasuk produk baru oleh karena itu tetap dijual di bawah harga pasar agar dapat menarik minat konsumen.

  • Metode Peramalan Dengan Pendekatan Marketing Research

Dalam melakukan peramalan permintaan konsumen, berbagai metode dapat digunakan terutama dengan pendekatan penelitian pemasaran (Marketing Research) karena bagian pemasaranlah yang secara langsung berhubungan dengan konsumen.

  • Survey Pelanggan

Survey pelanggan merupakan suatu metode yang digunakan untuk mengetahui sikap dan persepsi konsumen atau pelanggan dengan cara mewawancarai konsumen secara langsung atau memberikan kuisioner yang sudah dipersiapkan.

BAB III

PENUTUP

3.1. Kesimpulan

Peramalan (forecasting) merupakan seni dan ilmu untuk memperkirakan kejadian dimasa depan. Hal ini dapat dilakukan dengan melibatkan pengambilan data masa lalu dan menempatkannya kemasa yang akan datang dengan suatu bentuk model matematis.

Organisasi pada umumnya menggunakan tiga tipe peramalan yang utama dalam perencanaan operasi di masa depan :1. Peramalan Ekonomi (economic forecast) 2. Peramalan Teknologi (technological forecast)  3. Peramalan Permintaan (demand forecast).

Terdapat  dua pendekatan umum peramalan, sebagaimana ada dua cara mengatasi semua model keputusan. Yang pertama adalah analisis kuantitatif dan yang kedua adalah analisis kualitatif.

DAFTAR PUSTAKA

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

Makalah Desain Penelitian Kuantitatif

BAB I

PENDAHULUAN

  • Latar Belakang

Dalam penelitian kuantitatif, salah satu hal penting yang harus dilakukan oleh peneliti ialah membuat desain penelitian karena desain penelitian seperti petunjuk jalan bagi peneliti yang menuntun dan menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar  dalam penelitian kuantitatif, seorang peneliti tidak dapat melakukan penelitian dengan baik karena peneliti tidak mempunyai pedoman arah yang jelas. Peneliti perlu menghindari sumber potensial kesalahan dalam proses penelitian secara keseluruhan, agar tercapai pembuatan desain yang benar.

Mengingat pentingnya desain dalam menyusun sebuah penelitian, maka kami coba merangkumnya dalam makalah ini untuk memudahkan proses belajar mendesain penelitian dimasa mendatang.

  • Rumusan Masalah
  1. Kesalahan apa saja yang biasa timbul dalam mendesain penelitian kuantitatif?
  2. Sebutkan dan jelaskan jenis desain penelitian dalam metode penelitian kuantitatif!
  • Tujuan
  1. Mengetahui kesalahan yang biasa timbul dalam mendesain penelitian
  2. Mengetahui secara rinci jenis desain penelitian dan mengaplikasikan dalam kehidupan sehari-hari

BAB II

PEMBAHASAN

2.1. Kesalahan dalam Mendesain Penelitian

Dalam menyusun sebuah penelitian, pasti ada kendala atau kesalahan yang timbul. Penulis akan menjabarkan beberapa kesalahan dan cara untuk meminimalisir timbulnya kesalahan tersebut, diantaranya:

  1. Kesalahan terjadi saat desain penelitian dibuat : Kesalahan dalam perencanaan dapat terjadi saat peneliti membuat kesalahan dalam menyusun desain yan akan digunakan untuk mengumpulkan informasi. Kesalahan ini dapat terjadi jika peneliti salah dalam merumuskan masalah. Kesalahan dalam merumuskan masalah akan menghasilkan informasi yang tidak dapat digunakan untuk menyelesaikan masalah yang sedang diteliti. Cara untuk mengatasi kesalahan ini ialah mengembangkan proposal yang baik dan benar, secara jelas menentukan metode tertentu yang akan digunakan dalam penelitian, dan menemukan nilai tambah pada penelitian yang akan dijalankan.
  2. Kesalahan terjadi saat pengumpulan data dilaksanakan : Kesalahan dalam pengumpulan data terjadi pada saat peneliti melakukan kesalahan dalam proses pengumpulan data dilapangan. Kesalahan ini dapat memperbesar tingkat kesalahan yang sudah terjadi dikarenakan perencanaan yang tidak matang. Data yang dikoleksi harus mewakili populasi yang sedang diteliti dan metode pengumpulan datanya harus dapat menghasilkan data yang akurat. Cara mengatasi kesalahan ini ialah kehati-hatian dan ketepatan dalam menjalankan desain penelitian yang sudah dirancang dalam proposal.
  3. Kesalahan saat analisis dilakukan : Kesalahan dalam melakukan analisis dapat terjadi pada saat peneliti salah dalam memilih prosedur analisis data. Cara mengatasi masalah ini ialah buatlah justifikasi prosedur analisis, yang digunakan untuk melakukan inferensi terhadap data yang ada.
  4. Kesalahan saat membuat laporan : Kesalahan dalam pelaporan terjadi jika peneliti membuat kesalahan dalam menginterpretasikan hasil penelitian. Kesalahan seperti ini terjadi pada saat memberikan makna hubungan dan angka yang diidentifikasi dari tahap analisis data. Cara mengatasi kesalahan ini ialah hasil analisis data diperiksa oleh orang yang benar-benar ahli dan menguasai masalah hasil penelitian tersebut.

2.2. Jenis Desain Penelitian dalam Metode Penelitian Kuantitatif

Sebelum membicarakan desain penelitian dalam aliran kuantitatif, di bawah ini diberikan gambaran umum mengenai desain penelitian yang ada yaitu :

Untitled

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, terdapat dua desain utama, yaitu desain penelitian eksploratori dan desain penelitian konklusif. Dalam desain penelitian konklusif terdapat dua subdesain, yaitu desain untuk penelitian deskriptif dan penelitian kausal.

  1. Desain penelitian eksploratori digunakan untuk penelitian awal yang berfungsi untuk menjelaskan dan mendefinisikan suatu masalah. Penelitian bersifat awal dan tidak untuk mencari kesimpulan akhir. Hal yang termasuk dalam kategori ini ialah survei yang dilakukan oleh ahli, studi kasus, analisis data sekunder, dan penelitian yang menggunakan pendekatan kualitatif.
  2. Desain penelitian konklusif digunakan untuk penelitian deskriptif dan penelitian eksperimental. Penelitian deskriptif berfungsi untuk menggambarkan karakteristik / gejala / fungsi suatu populasi. Metode yang digunakan biasanya survei dan obsevarsi.
  3. Penelitian deskriptif mempunyai karakteristik menggunakan hipotesis, desain terstruktur dan tidak fleksibel, mengutamakan akurasi dan pemahaman masalah sebelumnya.
  4. Penelitian kausal digunakan untuk mengidentifikasi hubungan sebab-akibat antara variabel, yaitu variabel yang berfungsi sebagai penyebab (variabel bebas) dan variabel yang berfungsi sebagai variabel akibat (variabel tergantung).

Dalam penelitian kuantitatif, yang bersifat konklusif ada dua macam tipe desain, yaitu desain ex post facto dan desain eksperimental

Faktor-faktor yang membedakan kedua desain ini ialah pada desain ex post facto tidak terjadi manipulasi variabel bebas, sedangkan pada desain eksperimental terdapat adanya manipulasi variabel bebas. Tujuan utama pengguna desain ex post facto ialah bersifat eksplorasi dan deskriptif, sedangkan desain eksperimental bersifat eksplanatori (sebab-akibat). Jika dilihat dari tingkat pemahaman permasalahan yang diteliti, desain ex post facto menghasilkan tingkat pemahaman persoalan yang  dikaji pada tataran permukaan, sedangkan desain eksperimental dapat menghasilkan tingkat pemahaman yang lebih mendalam (inferensi). Kedua desain utama tersebut mempunyai subdesain yang lebih khusus. Studi lapangan dan survei termasuk dalam kategori pertama. Percobaan di lapangan (field experiment) dan percobaan di laboratorium (laboratory experiment) termasuk dalam ketegori kedua. Dibawah ini akan dijelaskan secara rinci mengenai subdesain ex post facto, subdesain eksperimental, desain spesifik ex post facto dan eksperimental, dan desain eksperimental tingkat lanjut.

  1. Subdesain Ex Post Facto
  2. Studi Lapangan

Studi lapangan merupakan desain penelitian yang mengombinasikan antara pencarian literatur (literature study), survei berdasarkan pengalaman dan studi kasus saat peneliti berusaha mengidentifikasi variabel penting dan hubungan antarvariabel tersebut dalam suatu situasi permasalahan tertentu. Studi lapangan umumnya digunakan sebagai sarana penelitian lebih lanjut dan mendalam.

  1. Survei

Desain survei tergantung pada penggunaan jenis kuesioner yang akan digunakan dalam mengambil data. Survei memerlukan populasi yang besar jika peneliti menginginkan hasilnya mencerminkan kondisi nyata. Semakin sampelnya besar, survei semakin memberikan hasil yang lebih akurat. Melalui survei seorang peneliti dapat mengungkap masalah yang banyak, meski hanya sebatas dipermukaan. Meskipun demikian, survei bermanfaat jika peneliti menginginkan informasi yang banyak dan beraneka ragam. Metode survei sangat populer karena banyak digunakan dalam penelitian bisnis.  Keunggulan survei yang lain ialah mudah melaksanakan dan dapat dilakukan secara cepat.

  1. Subdesain Eksperimental
  2. Eksperimen Lapangan

Desain eksperimen lapangan merupakan penelitian yang dilakukan dengan menggunakan latar yang realistis, penelitian melakukan campur tangan dan melakukan manipulasi terhadap variabel bebas dengan tujuan untuk melihat efeknya pada variabel tergantung.

  1. Eksperimen Laboratorium

Desain eksperimen laboratorium menggunakan latar tiruan dalam melakukan penelitiannya. Melalui desain ini, peneliti melakukan campur tangan dan maniupulasi variabel bebas, serta memungkinkan peneliti untuk melakukan kontrol terhadap aspek kesalahan utama.

  1. Desain Spesifik Ex Post Facto dan Eksperimental

Sebelum membicarakan desain spesifik  ex post facto dan eksperimental, sistem notasi yang digunakan perlu diketahui terlebih dahulu. Sistem notasi tersebut adalah sebagai berikut :

X : Digunakan untuk mewakili pemaparan (exposure) suatu kelompok yang diuji terhadap suatu perlakuan eksperimental pada variabel bebas, kemudian efek pada variabel tergantungnya akan diukur.

O : Menunjukkan adanya suatu pengukuran atau observasi terhadap variabel tergantung yang sedang diteliti pada individu, kelompok atau objek tertentu.

R : Menunjukkan bahwa individu atau kelompok telah dipilih dan ditentukan secara random untuk tujuan studi.

  1. Ex Post Facto

Sebagaimana disebut sebelumnya bahwa desain ex post facto tidak ada manipulasi perlakuan terhadap variabel bebasnya, maka sistem notasinya, baik studi lapangan atau survei hanya ditulis dengan O atau O lebih dari satu.

 

Contoh 1 : Penelitian dilakukan dengan menggunakan dua populasi, yaitu perusahaan A dan perusahaan B, maka notasinya :

O1

O2

Dimana O1 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan A dan O2 merupakan kegiatan observasi yang dilakukan di perusahaan B.

 

Contoh 2 : Secara random kita meneliti 200 perusahaan dari populasi 1000 perusahaan mengenai sistem penggajiannya. Survei dilakukan dengan cara mengirim kuesioner pada 200 manajer, maka konfigurasi desainnya akan seperti dibawah ini :

(R) O1

Dimana O1 mewakili survei di 200 perusahaan dengan memberikan kuesioner kepada 200 manajer yang dipilih secara random (R),

Apabila sampel yang sama kita teliti secara berulang, misalnya selama tiga kali dalam tiga bulan berturut-turut, maka notasinya adalah :

  1. R) O3

Dimana O1 merupakan observasi yang pertama, O2 merupakan observasi yang kedua, dan O1 merupakan observasi yang ketiga.

  1. Desain-desain Eksperimental

Desain eksperimental dibagi menjadi dua, yaitu : pre-eksperimental (quasi-experimental) dan desain eksperimental sebenarnya (true-experimental). Perbedaan kedua tipe desain ini terletak pada konsep kontrol. Pada quasi-eksperimental tidak terdapat kelompok pengontrol, sedangkan pada kelompok eksperimental sebenarnya terdapat satu kelompok yang diteliti dan satu kelompok lain yang berfungsi sebagai pengontrol.

  1. One Shot Case Study

Desain eksperimental yang paling sederhana disebut One Shot Case Study. Desain ini digunakan untuk meneliti pada satu kelompok dengan diberi satu kali perlakuan dan pengukurannya dilakukan satu kali. Desainnya adalah sebagai berikut :

X O

Contoh : Satu kelompok pegawai diberi pelatihan berbicara bahasa Inggris, kemudian dilakukan tes untuk menguji kemampuan berbahasa Inggris karyawan tersebut.

 

 

  1. One Group Pre-test – Post test Design

Desain kedua disebut One Group Pre-test – Post test Design yang merupakan perkembangan dari desain diatas. Pengembangannya ialah dengan cara melakukan satu kali pengukuran di depan (pre-test), sebelum adanya perlakuan (treatment), setelah itu dilakukan pengukuran lagi (post-test). Desainnya adalah sebagai berikut:

O1  XO2

Pada desain ini, peneliti melakukan pengukuran awal pada suatu objek yang diteliti, kemudian peneliti memberikan perlakuan tertentu. Setelah itu, pengukuran dilakukan lagi  untuk kedua kalinya.

Contoh : Satu kelompok pegawai dites kemampuan berbahasa Inggris mereka dan diberikan pelatihan bahasa Inggris. Setelah selesai pelatihan, dilakukan tes untuk menguji kemampuan berbahasa Inggris karyawan tersebut lagi.

Desain tersebut dapat dikembangkan dalam bentuk lainnya yaitu, desain time series. Jika pengukuran dilakukan secara berulang dalam kurun waktu tertentu, maka desainnya menjadi seperti bawah ini :

O1 O2 O3 XO4 O5 O6

Pada desain time series, peneliti melakukan pengukuran di depan selama 3 kali berturut-turut, kemudian dia memberikan perlakuan pada objek yang di teliti. Selanjutnya, peneliti melakukan pengukuran selama 3 kali lagi setelah  perlakuan dilakukan.

  1. Static Group Comparison

Desain ketiga adalah Static Group Comparison yang merupakan modifikasi dari desain 2. Dalam desain ini terdapat  dua kelompok yang dipilih sebagai  objek penelitian. Kelompok pertama mendapatkan perlakuan, sedangkan kelompok kedua tidak mendapatkan perlakuan. Kelompok kedua ini berfungsi sebagai kelompok pembanding / pengontrol. Desainnya adalah sebagai berikut:

XO1

O2

Contoh : Terdapat dua kelompok pegawai yang akan diteliti. Kelompok pertama diberi pelakuan, misalnya pelatihan administrasi dan di lakukan pengujian akan kemampuan administrasi  mereka. Namun, kelompok kedua tanpa diberi pelakuan dan langsung diuji kemampuan adminitrasi mereka.

  1. Post-test Only Control Group Design

Desain ini merupakan desain yang paling sederhana dari desain eksperimental sebenarnya (true experimental design), karena responden benar-benar dipilih secara random dan diberi perlakuan, serta ada kelompok pengontrolnya. Desain ini sudah memenuhi kriteria eksperimen sebenarnya, yaitu dengan adanya manipulasi variabel, pemilihan kelompok yang teiliti secara random, dan seleksi perlakuan. Desainnya adalah sebagai berikut :

( R )       XO1

( R ) O2

Contoh : Terdapat dua kelompok pegawai yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan, misalnya diberi intruksi tertulis dan lisan, sedangkan kelompok kedua tidak. Kelompok pertama diberi perlakuan oleh peneliti, kemudian dilakuakan pengukuran. Kelompok kedua yang digunakan sebagai  kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan, tetapi  hanya dilakukan pengukuran saja. Bagaimana hasil pemahaman kedua kelompok tersebut terhadap kedua jenis intruksi yang digunakan sebagai perlakuan tersebut ?

  1. Pre-test – Post-test Control Group Design

Desain ini merupakan pengembangan desain Post-test Only Control Group Design. Perbedaanya teletak pada baik kelompok  pertama dan kelompok pengontrol dilakukan pengukuran di depan (pre-test). Desainnya adalah sebagai berikut:

( R )    O1 XO2

( R ) O3 O4

Contoh : Terdapat dua kelompok pegawai yang dipilih secara random. Kelompok pertama diberi perlakuan, misalnya diberi intruksi tertulis dan lisan, sedangkan kelompok kedua tidak. Kelompok pertama diberikan  tes terlebih dahulu, kemudian diberikan perlakuan oleh peneliti  dan dilakukan pengetesan kembali. Kelompok kedua yang digunakan sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan, tetapi hanya dilakukan pengukuran saja, yaitu sebanyak dua kali pengujian. Bagaimana hasil pemahaman kedua kelompok tersebut terhadap kedua jenis intruksi  yang digunakan sebagai perlakuan tersebut?

 

  1. Soloman Four Group Design

Desain ini merupakan kombinasi Post Test Only Control Group Design dan Pre-test – Post-test Control Group Design  yang merupakan model desain  ideal untuk  melakukan penelitian eksperimen terkontrol. Peneliti dapat melakukan sekecil mungkin sumber kesalahan karena adanya empat kelompok yang berbeda dengan enam format pengukuran. Desainnya adalah sebagai berikut :

( R )     O1  XO2

( R ) O3 O4

( R )     XO5

( R ) O6

Contoh : Peneliti memilih empat kelompok pegawai secara random. Kelompok pertama yang merupakan kelompok inti diberi perlakuan dan dua kali pengukuran, yaitu di depan (pre-test) dan sesudah perlakuan (post-test). Kelompok kedua sebagai kelompok pengontrol tidak diberi perlakuan, tetapi dilakukan pengukuran seperti di atas, yaitu pengukuran di depan (pre-test) dan pengukuran sesudah perlakuan (post-test). Kelompok ketiga diberi perlakuan, hanya dilakukan satu kali pengukuran sesudah dilakukan perlakuan (post-test). Kelompok keempat sebagai kelompok pengontrol, kelompok ketiga hanya diukur satu kali saja.

 

  1. Desain Eksperimental Tingkat Lanjut
  2. Desain Random Sempurna (Completely Randomised Design)

Desain ini digunakan untuk mengukur pengaruh suatu variabel bebas yang  dimanipulasi terhadap variabel tergantung. Pemilihan kelompok secara random dilakukan untuk mendapatkan kelompok yang ekuivalen.

 

Contoh Kasus:

Pihak direksi suatu perusahaan ingin mengetahui pengaruh tiga jenis yang berbeda dalam memberikan instruksi yang dilakukan oleh atasan kepada bawahan. Dalam tujuan penelitian ini dipilih secara random tiga kelompok, masing-masing beranggotakan 25 orang. Instruksi untuk kelompok pertama diberikan secara lisan, untuk kelompok kedua secara tertulis, dan untuk kelompok ketiga instruksinya tidak spesifik. Ketiga kelompok diberi waktu sekitar 15 menit untuk memikirkan situasinya. Selanjutnya, ketiganya diberi tes objektif untuk mengetahui tingkat pemahaman mereka mengenai pekerjaan yang akan dilakukan.

 

Formulasi masalah kasus ini ialah : Apakah manipulasi variabel bebas mempengaruhi pemahaman para pegawai bawahan dalam melaksanakan pekerjaan mereka? Tujuan studi ini, yaitu menentukan jenis instruksi yang dapat menciptakan pemahaman yang lebih baik terhadap pekerjaan yang diperintahkan oleh atasan. Contoh desain penelitiannya sebagai berikut :

Instruksi Kelompok Eksperimental Kelompok Pengontrol
A1. (Lisan) A2. (Tertulis) A3. (Tidak Spesifik)
X1.1 X1.2 X1.3
X2.1 X2.2 X2.3
X3.1 X3.2 X3.3
X25.1 X25.2 X25.3
Perlakuan X.1 X.2 X.3

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

 

  1. Desain Blok Random (Randomised Block Design)

Desain ini merupakan penyempurnaaan desain random sempurna diatas. Pada desain sebelumnya, perbedaan yang terdapat pada masing-masing individu tidak diperhatikan, sehingga menghasilkan kelompok yang mempunyai anggota yang berbeda karakteristiknya. Perlu memilih anggota kelompok (responden) yang berasal dari populasi yang mempunyai karakteristik sama agar desain yang kita buat dapat menghasilkan keluaran yang baik. Oleh karena itu, peneliti harus dapat mengidentifikasi beberapa sumber utama perbedaan yang dimaksud secara dini. Contoh desainnya sebagai berikut:

Instruksi Kelompok Eksperimental Kelompok Pengontrol
A1. (Lisan) A2. (Tertulis) A3. (Tidak Spesifik)
Blok
B1 5 (pekerja) 5 (pekerja) 5 (pekerja) X1
B2 5 (pekerja) 5 (pekerja) 5 (pekerja) X2
B3 5 (pekerja) 5 (pekerja) 5 (pekerja) X3
B4 5 (pekerja) 5 (pekerja) 5 (pekerja) X4
B5 5 (pekerja) 5 (pekerja) 5 (pekerja) X5
Rata-Rata Perlakuan X.1 X.2 X.3

 

Desain di atas dapat diterangkan sebagai berikut : Pada saat studi dilakukan dengan menggunakan desain sebelumnya, para anggota dari tiga kelompok berasal dari berbagai latar belakang anggota yang berbeda dalam sebuah perusahaan. Perbedaan latar belakang anggota merupakan suatu gangguan atau yang disebut sebagai variabel pengganggu. Oleh karena itu, perlu dilakukan penyamaan para anggota dari masing-masing kelompok. Caranya ialah dengan menciptakan blok yang berfungsi untuk mendapatkan anggota kelompok yang sama. Dalam kasus ini, blok ditentukan berdasarkan pada departemen (bagian) dari para anggota kelompok berasal. Misalnya, blok 1 adalan bagian keuangan, blok 2 adalah pemasaran, blok 3 adalah bagian teknik, blok 4 adalah bagian operasional, blok 5 adalah bagian SDM.

 

Selanjutnya pekerja yang berasal dari bagian yang sama dibagi menjadi lima, berdasarkan departemen masing-masing. Selanjutnya, setiap kelompok mendapatkan perlakuan yang sama, kelompok pertama mendapatkan intruksi lisan, kelompok kedua mendapatkan intruksi tertulis, dan kelompok ketiga mendapatkan intruksi tidak spesifik. Peneliti dapat melihat dampak yang disebabkan oleh sistem blok per departemen dan interaksi dari instruksi atas ketiga kelompok tersebut, dengan menggunakan desain ini.

 

  1. Desain Latin Square (The Latin Square Design)

Desain ini digunakan untuk mengontrol dua variabel pengganggu sekaligus. Berkaitan dengan kasus diatas, masih terdapat satu variabel pengganggu lainnya, yaitu “kemampuan para pekerja”. Variabel kemampuan para pekerja, kita bagi menjadi tiga tingkatan, yaitu kemampuan tinggi, kemampuan menengah, dan kemampuan rendah. Ketiga tingkatan variabel kemampuan tersebut kita tempatkan pada baris dan kolom model Latin Square. Desain ini terdiri dari tiga baris dan tiga kolom dan secara random diambil 3 pegawai dari masing-masing departemen. Desainnya adalah seperti dibawah ini:

Kemampuan Para Pekerja

Blok C1 C2 C3 Rata-rata
B1 (a1)x1 (a2)x1 (a3)x1 X1…
B2 (a2)x2 (a3)x2 (a1)x2 X2…
B3 (a3)x3 (a1)x3 (a2)x3 X3…

 

  1. Desain Faktorial

Desain faktorial digunakan untuk mengevaluasi dampak kombinasi dari dua atau lebih perlakuan terhadap variabel tergantung. Pada kasus dibawah ini, analisis faktorial diaplikasikan dengan menggunakan desain random sempurna dengan format 3 baris dan 3 kolom.

 

Kasus penelitiaanya : Peneliti ingin melihat dua variabel bebas, yaitu tingkat kontras dan panjang baris sebuah iklan. Tingkat kontras dimanipulasi menjadi rendah, medium, dan tinggi, sedangkan panjang baris dimanipulasi menjadi 5 inci, 7 inci, dan 12 inci. Desainnya adalah sebagai berikut :

Tingkat Kontras

Panjang B1. B2. B3. Rata-rata
Baris Rendah Medium Tinggi Perlakuan
A1. 5 inci X1 x.1
A2. 7 inci X2 x.2
A3. 12 inci X3 x.3
Rata-rata x.1. x.2. x.3.
Perlakuan

 

Pada tabel desain diatas, X1 mempunyai arti responden yang mendapat perlakuan membaca iklan dengan panjang baris 5 inci dan tingkat kontras warna rendah, X2 mempunyai arti responden yang mendapat perlakuan membaca iklan dengan panjang baris 7 inci dan tingkat kontras warna medium, dan X3 mempunyai arti responden yang mendapat perlakuan membaca iklan dengan panjang baris 12 inci dan tingkat kontras warna tinggi. Dari format diatas, kita akan mendapatkan 9 kombinasi yang berbeda.

 

 

 

 

 

BAB III

KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan

Desain penelitian sangat penting dipelajari karena desain penelitian seperti petunjuk jalan bagi peneliti yang menuntun dan menentukan arah berlangsungnya proses penelitian secara benar, sesuai dengan tujuan yang telah ditetapkan. Tanpa desain yang benar  dalam penelitian kuantitatif, seorang peneliti tidak dapat melakukan penelitian dengan baik karena peneliti tidak mempunyai pedoman arah yang jelas.

Dalam penelitian yang menggunakan pendekatan kuantitatif, terdapat dua desain utama, yaitu desain penelitian eksploratori dan desain penelitian konklusif. Dalam desain penelitian konklusif terdapat dua subdesain, yaitu desain untuk penelitian deskriptif dan penelitian kausal.

 

DAFTAR PUSTAKA

Mikkelsen, Britha. (2011). Metode Penelitian Partisipatoris dan Upaya Pemberdayaan. Jakarta: Yayasan Pustaka Obor Indonesia.

Sarwono, Jonathan. (2013). Strategi Melakukan Riset Kuantitatif, Kualitatuf, dan Gabungan. Yogyakarta: Andi.